PERPISAHAN (Bagian 7)
Kesulitan Pak Radit dalam membina sambil mengajar hanya beliau sendiri yang tahu.
Perlu dicontoh oleh guru-guru lainnya semangat dan kemauan yang kuat pada Pak Radit dan Pak Zaki dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di sekolah.
Seleksi KSN tingkat Nasional tinggal 30 hari lagi. Pak Radiy mendapat surat tugas untuk mengikuti Diklat selama 10 hari di Hotel Pelangi Malang.
“Assalamualaikum wr wb
Maaf Bapak saya dapat surat tugas untuk mengikut bimtek Pengembangan Kinerja Berkelanjutan di Malang selama 10 hari, apa Bapak mengijinkan,”tanya Pak Radit.
“Bapak sudah memperhitungkan baik buruknya, mengingat lomba KSN tinggal 30 hari lagi. Sedangkan Eki seperti yang Bapak ketahui tidak akan bersedia kalau dibina oleh guru lain, selain pak Radit,”terang Pak Rafi.
“Ya Bapak saya paham, memang Eki sulit sekali menerima guru baru ke padanya. Biasanya Eki mau belajar jika Eki merasa nyaman dengan guru barunya. Materi untuk lomba KSN sudah saya berikan tinggal penguatan saja,”kata pak Radit.
“Ya, sudah kalau demikian menurut Pak Radit ini juga untuk peningkatan kompetensi,”jelas Pak Rafi
Selama sepuluh hari Pak Radit mengikuti Diklat Peningkatan Kinerja Berkelanjutan, Eki tidak mau belajar dengan guru lain Karana merasa kurang nyaman. Pernah dicoba Eki hanya sekali mau bimbingan belajar kemudian tidak mau lagi belajar bersama guru yang lainnya.
Pulang dari diklat Pak Radit membina pelajaran sains. Hanya dua orang siswanya yang ikut bimbingan. Eki tidak terlihat karena sudah seminggu sakit selepas pulang dari bepergian ke rumah keluarganya.
Tiba hari lomba KSN tingkat kabupaten. Kondisi Eki tidak begitu sehat sehabis sakit.
Setelah selesai ujian, Eki ditanya Pak Radit tentang soal yang dikerjakannya.
“Eki gimana tadi soal yang kamu kerjakan, adakah kesulitan,”tanya Pak Radit.
“Agak sulit pak,”jawab Eki.
Dalam hati Pak Radit masih yakin kalau Eki akan jadi yang terbaik. Melihat seleksi kemaren jadi yang terbaik. Cukup lama Pak Radit menunggu hasil pengumuman karena sepuluh orang terbaik di test ulang untuk mencari tiga terbaik.
“Eki ayo bapak antar pulang pengumumannya nanti siang, kamu Bapak antar pulang dulu,”kata Pak Radit.
Setelah mengantar Eki pulang Pak Radit kembali ke tempat ujian. Cukup lama menunggu pengumuman hasil seleksi 10 terbaik KSN. Sembari menunggu Pak Radit berbincang-bincang dengan teman guru dari sekolah yang lainnya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Pak Radit sosok guru yang inspiratif. Adakah dia tokoh nyata ? Ingin kenal...he..he
Hehehe Pak Radith imajinasi penulis Ibu hebat Ibu Fairuzah Dahiyyah