“Waalaikumsalam wr wb, terimakasih atas pertanyaannya. Terkait kekhawatiran bapak/ibu terhadap madrasah insyaAllah tidak akan terjadi. Ada beberapa hal yang biasa dijadikan dasar diantara:

1. Madrasah kami lembaga resmi di bawah naungan Kementerian Agama meskipun berstatus madrasah swasta.

2. Di madrasah ibtidaiyah kami ada dua ustadzah yang berstatus PNS, satu saya sendiri Ustadzah Ningtami selaku kepala madrasah ibtidaiyah, dan satunya ustadzah Ratih yang menjadi guru kelas 1.

3. Tenaga pengajar madrasah berpendidikan strata 1, Pascasarjana bahkan ada yang lulusan dari Universitas Kairo Mesir.

Dengan hadirnya kami berdua insyaAllah akan memperkokoh keberadaan madrasah dan mengembangkannya.

Kami sangat yakin kedepan madrasah kami akan menjadi madrasah rujukan yang akan mengantarkan generasi penerus bangsa menjadi insan yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, jujur, cerdas, kreatif, inovatif, bertanggung jawab.

Kemudian Ustadzah Ningtami memberikan brosur madrasah ibtidaiyah yang dipimpinnya kepada wali murid RA Al Iman.

Setelah acara sosialisasi di RA Al Iman selesai, ustadzah Ningtami pamit pulang dan tak lupa mengucapkan banyak terimakasih atas bantuannya memberikan waktu mensosialisasikan madrasah ibtidaiyah yang dipimpinnya.

Tiba di madrasah ibtidaiyah ustadzah Ningtami pukul 11.00 wib, sesuai prediksinya kalau untuk kegiatan di TK Harapan Kita tidak bisa beliau sosialisasikan sendiri karena waktunya hampir bersamaan dan jarak tempuhnya cukup jauh.

Pukul 11.20 wib ustadzah Ratih tiba di madrasah setelah selesai mensosialisasikan madrasah ibtidaiyah mereka langsung menemui ustadzah Ningtami untuk menyampaikan hasil kegiatannya tadi.

“Bagaimana sosialisasi madrasah ibtidaiyah kita apa ada kendala yang cukup berarti ustadzah Ratih,”tanya ustadzah Ningtami.

“Alhamdulillah semua berjalan lancar dan teterkendali. Beberapa wali murid tadi meminta brosur madrasah ibtidaiyah kita ingin mempelajarinya dulu. Ada pula pertanyaan tadi tentang status madrasah ibtidaiyah jawab ustadzah Ratih.

“Apa juga disampaikan kapada wali muridnya brosurnya bisa dikembalikan kepada ustadz/ustadzah disana atau boleh disetor kesini,’kata ustadzah Ningtami.

“Alhamdulillah, sudah saya sampaikan tadi seperti yang ustadzah Ningtami sampaikan kepada saya sebelumnya,”jawab ustadzah Ratih.

“Terimakasih ustadzah Ratih telah membantu saya semoga apa yang kita kerjakan bersama dan sama-sama bekerja dapat mengembanfkam madrasah ibtidaiyah menjadi madrasah rujukan,”kata Ustadzah Ningtami.

“Amin, semoga diijabah Allah SWT,jawab ustadzah Ratih.

Suara adzan berkumandang terdengar dengan jelas di madrasah. Tibalah kegiatan sholat Dzuhur bersama para siswa segera mengambil wudhu dan segera ke masjid dipinggir yang didampingi gurunya masing-masing.

Pukul 13.00 wib, ustadzah Ningtami masih di madrasah menemani siswanya yang belum dijemput. Orang tuanya di telpon masih dalam perjalan pulang dari dinas mengajar yang memerlukan waktu cukup lama untuk sampai ke madrasah.

Setelah orang tuanya datang untuk menjemput siswanya baru kemudian ustadzah Ningtami mengunci pintu pagar madrasah dan segera pulang.