Dalam analogi Arab, munafiq itu "makan daging domba bersama harimau, menggigit tulang bersama anjing, dan menangis bersama pengembala domba tersebut."

Gambarannya cukup memantik, orang munafiq, bermuka dua. Ia bermanis manja dalam lahir, sementara dalam batinnya bergumul dendam dan kebencian yang membara. Pengibaratan ini juga tercantum dengan begitu kentara dalam nash, Al-Qur'an maupun Al-Sunah.

Kehancuran sebuah pradaban lahir dari orang-orang macam ini. Tiga bermuda antara munafiq, penjilat, dan pengkhianat adalah antologi karya pembasmi sebuah pradaban. Sebab, racunnya berada dalam dasar jiwa, sulit terbaca, tidak kasat mata. Sementara tipu muslihat dan skenario liciknya remang dan tak nampak.

Ketiga karakter racun itu banyak berpusat di tengah-tengah kita. Atau siapa nyana juga menjangkiti kita.

Naudzubillah min sururi dzalik.

Kita, perlu mewaspadainya. Terlebih, jika karakter itu ada pada kita. Untuk mencegahnya, perlu kiranya kita tahu ciri dari padanya. Sabda Nabi Saw:

"Tanda kemunafikan itu ada tiga, manakala berbicara ia berdusta, jika berjanji ia mengkhianati, dan ketika bersumpah ialah sumpah serapah."

Ketiga karakter itu jelas berada pada trio racun yang berpusat di tengah-tengah politika kita. Ia banyak ada di kaum yang duduk dalam kubangan birokrasi.

Waspadalah!