Hj.Zubaidah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Bercermin Pada Bunga

Taka ada seorang pun yang tidak mengenal bunga dan menyukainya. Sejak dahulu hingga sekarang,banyak orang mengenalnya sebagai lambing kelembutan , kecantikan , kasih saying,dan lainnya. Hingga banyak judul lagu yang dihasilkan para penggubah,sumber dari bunga.Misalnya , “Melati di Tapal batas”,’Melati dari Jaya Giri”,”Bunga Seroja”,”Sekuntum Mawar Merah”,dan ‘Bunga Nirwana”.

Sayangnya, orang hanya mengenal bunga dari sisi ke indahan, kelembutan, dan nilai ekonomi yang relative tinggi. Padahal , bunga mengendung manfaat lain yang luar biasa, yaitu metafora agung yang sarat nilai untuk dijadikan pedoman dalam mengarungi biduk kehidupan.

Allah berfirman dalam QS Ali Imran [3]: 191, “…(seraya berkata), ‘Ya,Tuhan kami, tiadalah Engakau menciptakan ini dengan sia-sia. Mahasuci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka.’”

Berikut beberapa nilai kehidupan pada bunga itu.Pertama, bunga selalu memberikan manfaat buat banyak orang.Ia memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi. Iyu dibuktikan dengan pasar bunga dan toko bunga yang taak pernah sepi.Tak hanya orang , kupu-kupu pun senantiasa menari kegirangan ketika hinggap mengisap madunya.

Kedua, bunga selalu siap menyapa siapapun dalam setiap keadaan.Mulai dari keadaan suka saat pesta pernikahan sampai keadaan duka dalam suasana kematian. Ketiga, bunga selalu menebarkan aroma wangi dan menyegarkan siapa pun. Kendati usatu saat ia dicampakkan, bunga tetap saja konsisten dan istikamah menebarkan wanginya samapi batas akhir kekuatannya.

Keempat, bunga rela mekar sekalipun untuk layu dan siap digantikan dengan generasi bunga segar berikutnya. Demikian antara lain metafora bunga yang tak pernah bosan menawarkan arahan kebijakan dalam berkehidupan.

Metafora bunga sudah seharusnya di teladani. Setiap orang harus selalu memberikan manfaat bagi orang lain sekecil apa pun. Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang paling baik adalah orang yang panjang umurnya dan banyak memberikan manfaat (hasuna ‘amaluh). Sebaiknya, orang yang paling buruk adalah orang panjang umurnya dan buruk prilakunya (sa’a’amaluh).

Seharusnya memang siapapun layak banyak belajar dari kehidupan sang bunga.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen cerpennya, Bunda. Salam literasi

12 Feb
Balas

Salam literasi

12 Feb
Balas

cantik cerpennya, Buna. Salam literasi

12 Feb
Balas

Mantappp.Salam literasi

12 Feb
Balas



search

New Post