MIIIKEEERRRR
Di dalam percakapan Bahasa Inggris, banyak kita dengar dari para native itu akhiran khas untuk menutup kalimat berupa: You know''. Frasa itu tak ada artinya dan memang tak harus diartikan karena jika diartikan malah akan menyinggung perasaan. Bagaimana mungkin seseorang bicara tentang soal-soal sederhana butuh meyakinkan lawan bicara dengan penekanan you know, seolah-olah pendengar itu begitu gobloknya.
Jadi jelas, you know, semacam itu hanyalah kebutuhan si pembicara bukan kebutuhan pendengarnya. Mengapa pembicara butuh itu? Itulah kebutuhan khas manusia pada wabah kebiasaan. Bahasa ada awalnya adalah tular-menular kebiasaan pengucapan. Tak peduli itu salah, tak peduli tak ada artinya, tak peduli itu tak sopan, jika sudah terjangkit wabah menular semacam itu, otak kita akan terbiasa dan nyaman.
Begitu juga dengan penutur di sekitar kita yang sering menutup kalimatnya dengan kebiasaan ''Apa gua bilang'' dan semacamnya. Itu juga ucapan yang sebenarnya sia-sia karena sudah jelas, memang ''elu yang bilang'' bukan gua. Tetapi mengapa soal yang sia-sia itu tetap diucapkan? Begitulah kebiasaan otak yang telah dimanja.
Puncak wabah untuk soal ini adalah wabah ''apa namanya''. Bahkan pembicara profesional, presenter, moderator dan nyaris kita semua, sulit sekali menghindari dari serangan wabah ''apa mamanya'' jika sedang berbicara.
Darimana wabah ini bermula? Dari otak yang yang terserang pukulan mendadak dan butuh reaksi cepat. Sebelum keputusan otak datang, jarak di anatar itu, akan diisi oleh jembatan terdekat. dan jembatan yang sering kita dengar adalah ''apa namannya'' itu karena bahkan orang pintar, orang terkenal, radio, televisi menyiarkannya.
Maka yang terjadi, ''apa namanya'' ini menjadi alat bantu kemalasan massal dalam dunia komunikasi dan sebetunya ia sampah komunikasi. Seperti halnya sampah, ia bisa dihindarkan jika kemanjaan otak ini diputus siklusnya. Untuk berlatih, setiap lidah Anda bersiap mengucapkan ''apa namanya'' tahanlah. Bersihkan segera dana jemputlah kata-kata baru yang sebenarnya telah antre di depan untuk Anda ucapkan. Jika kebiasaan ini dilatih, otak Anda akan lebih sigap dalam berbicara.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar