KAKAK YANG PINGIN JADI ADIK
Hari ini aku mendengar tangis sibungsu. Khawatir ada persoalan yang membutuhan bantuan, saya mendekati sibungsu. Saya lega, karena persolannya adalah persoalan anak-anak pada umumnya. Yakni sibungsu dan sisulung yang berbut maenan. Sisulung enggan mengalah dan si bungsu menangis sejadi-jadinya. Kata ‘’lega’’ itu saya sampaikan dengan rasa bersalah, karena sebetulnya soal yang dianggap biasa ini dalam pemikiran saya adalah soal yang amat serius. Melihat tangis sibungsu yang sehebat itu, siapa yang akan dianggap pemicunya ? Jamaknya sisulung yang jadi sansak semua Kesalahan Begitu pula saya
Sebagai orang tua saya sadar kondisi seperti membuat si sulung melakukan pemberontakan pertama dalam sejarah hidupnya ‘’Aku tak ingin jadi kakak. Aku mau jadi adik saja. Jadi kakak harus terus mengalah.’’
Pernyataan ini sebenarnya adalah statemen yang maha perih sepertinya. tetapi kita orang tua sama sekali tak menganggapnya sebagai derita. Sibungsu yang menangis itu memang lebih kecil, tetapi sisulung yang mempertahankan mainan itu juga anak kecil.
Ini yang sering dilupakan. Sisulung dijadikan dewasa secara tiba tiba , hanya karena statusnya sebagai sisulung. yang jujur saja tak pernah dia minta. Walau pada saat kami merencanakan sibungsu kami.meminta rekomendasi sang sulung .
Mungkin Si sulung yang masih belum kenyang perhatian ,maka kami harus berbagi perhatian kepada adiknya yang merampas hak-hak istimewanya sebagai seorang anak, hanya karena ia telah menjadi seorang kakak?
Sepertinya persoalan berebut mainan itu bukanlah soal mainan. Itu soal peneguhan hak. permasalahan permainan hanyalah simbol tentang rasa berdaulat pada diri sisulung. Lihat saja, barang yang diperebutkan dengan sengit itu, sejenak kemudian sudah menjadi barang tak berguna, ketika ia tak lagi diinginkan oleh mereka
Sumber perebutan itu akan segera berpindah ke lain benda, tergantung benda apa yang sedang menjadi sasaran keinginan bungsu.
Dalam hatinya mungkin dia berdalih dibukan lagi adik, melainkan sang perebut tahta perhatian ayah dan bunda..
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar