Jalan hidup dan garis tangan kehidupan kadang memang tidak sesuai dengan cita-cita awal. Ada sutradara kehidupan yang paling besar yang mengatur jalan kehidupan kita yaitu Sang Khaliq. Saya tersesat, menjadi guru bukanlah cita-cita awal saya, membayangkannya pun tidak. Sekolah keguruan menjadi pelarian dan pilihan terakhir bagi saya ketika itu.

Keinginan saya ketika itu sederhana, saya hanya ingin menjadi ibu rumah tangga yang baik seperti ibu saya. Namun keinginan dan desakan ibu serta merta mendasari pilihan saya untuk menempuh pendidikan keguruan.

Seorang dosen mengubah dan meluruskan niat saya. Dalam perkuliahan, beliau mengatakan bahwa jika sekolah keguruan hanya untuk menghabiskan waktu, pelarian, dan tidak niat dalam hati segeralah ubah niat anda, karena keterpanggilan menjadi pendidik harus lahir dari sikap kerelaan dan lurus hati serta kesabaran. Bagaimana anda mampu menghadapi karakter siswa yang begitu beragam jika niat anda saja tidak lurus. Bagaimana anda mampu menjadi ujung tombak pendidikan jika tidak ada keseriusan dari anda. Bagaimana anda mampu menjadi perantara manusia yang lain menuju kebaikan jika niat anda tidak sungguh-sunguh Ohh.. begitu banyak kata-kata beliau yang menohok batin saya. Saya merenung betapa tidak mudahnya menjadi guru namun profesinya begitu mulia. Sungguh saya tersesat di jalan yang benar.