RUMAH UBIN BAMBU
Tak ku sangka usiaku semakin menua, di sinilah aku bersandar di rumah warisan berubin bambu.
Namaku Imad, aku seorang petani di kampung, tinggal bersama istri dan kedua anak ku Rizal dan Mayang.
Di suatu hari hendak pulang dari ladang, sesampainya di rumah terlihat di diluar, langit dengan awannya sudah menebal hitam teringat bahwa atap rumah ada yang bocor dan belum sempat di perbaiki, sekejap aku langsung naik ke pelapon rumah namun naas hujan terlebih dahulu turun dengan sangat deras alhasil air sudah ada yang masuk ke dalam rumah, aku memanggil Rizal seraya meminta tolong untuk ambilkan ember untuk menadahi tetesan air yang jatuh ke ubin bambu itu.
BERSAMBUNG
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantab ceritanya pak..wah harus nunggu lanjutannya nih. Sukses selalu
Terimakasih,, sukses juga untuk bapak