Aksara Jawa Jaman Old dan Jaman Now
Selamat pagi rekan-rekan guru siana SeIndonesia. Salam literai, semoga senantiasa dalam keadaan sehat selamat. Kali ini tulisan yang saya bagikan masih terkait dengan materi menulis aksara Jawa, bagaimana menghafal aksara jawa legena (AJL) dan aksara jawa pasangan (AJP) dengan metode klasifikasi wujud aksara (metode buah pikir penulis sendiri). Selain itu, akan kami ulas sedikit sejarah tentang huruf-huruf Aksara jawa.
Ok. kita langsung saja ya rekan-rekan...
Cerita Aji Saka di jaman old merupakan cikal bakal atau pelopor adanya nama-nama aksara jawa. Aadapun nama-nama aksara jawa tersebut dibuat oleh si empunya guna mengenang jasa kedua abdi terkasihnya yang taat, yakni Dora dan Sembada. Adapun cerita tersebut tertoreh pada nama-nama aksara jawa sebagai berikut:
1. Ha Na Ca ra Ka "ada utusan"Ada utusan Sang raja Aji Saka beranama Duduga dan Prayoga yang diutus untuk menjemput Dora dan Sembada di Pulau Majethi. Di tengah jalan kedua utusan tersebut bertemu dengan Dora agar menyampaikan dan mengajak Sembada untuk menyusul Aji Saka yang telah menjadi raja di Medang Kamolan.
2. Da Ta Sa Wa La " tidak dapat menolak" ( Akhirnya Dora menyampaiakan pesan tersebut kepada Sembada. Ia bersikukuh akan tetap tinggal di Pulau Majethi karena titah dari Aji Saka sebelum berangkat ke Medang Kamolan kala itu. Ia tidak diperkenankan meninggalkan Pulo Majethi dan harus menjaga keris titipannya kecuali diperintah langsung oleh Aji Saka sendiri. Dora bersikukuh untuk tetap berangkat dan meminta keris yang dibawa oleh Sambada. Keduanya sama-sama bersikukuh untuk membawa keris dan menjaga keris)
3. Pa Dha Ja ya Nya "Sama-sama kuat dan sakti" Keduanya akhirnya berperang. Dua abdi yang sama sama sakiti dan ampuh. Jurus andalan dan aji kanuragan telah dikeluarkan semuanya. Namun mereka dapat saling mengimbangi satu sama lain.
4.Ma Ga Ba Tha Nga "Karena sama-sama sakti, akhirnya mati semua"Karena sama-sama sakti maka tidak ada yang kalah dan tidak ada yaang menang. Keduanya malah mati bersamaan
Dari cerita itulah akhirnya di jaman old Aji Saka membuat suatu huruf jawa yang berjumlah 20 a). Aksara jawa legena (AJL) ( ha na ca ra ka da ta sa wa la pa dha ja ya nya ma ga ba tha nga) dan b). huruf jawa pasangan (AJP) ( ha na ca ra ka da ta sa wa la pa dha ja ya nya ma ga ba tha nga)
Di jaman now cerita itu masih disampaikan tatkala mengajar aksara jawa. Namun seiring perkembangan jaman lahirlah sosok yang bernama Aji Moko (cie...ini sih si penulis sendiri ya rekan-rekan). Ia membuat suatu urutan aksara jawa guna memberikan kemudahan kepada para muridnya dalam menghafal aksara jawa. adapun rangkaian 20 huruf dari buah pikirannya adalah sebagai berikut: a) aksara jawa legena (AJL) yang diperkenalkan oleh Aji Moko ( Ha Keh Te La / Neng De Sa/ Ci Wa Dhung/ Ru Gi Pi Ye /the Ngah ba Nyu /Mu Ji) dan b) untuk memudahkan para muridnya Aji Moko mengenalkan rangkaian 20 aksara jawa pasangan (AJP) (No Nya Cang Ju /Ba Da/ Pa Sang/ Ma War/ Hi Ki Tu Lung Dhi Thung/ Re Ga Ngu Yah) (dalam buku Terampil Menghafal dan Menulis Aksara jawa dengan metode sandi kedip. Hidratmoko: hal 10-13.Depublish: Yogyakarta tahun 2017)
Penamaan susunan aksara jawa oleh Aji Moko menggunakan metode klasifikasi wujud aksara (dalam buku Terampil Menghafal dan Menulis Aksara jawa dengan metode sandi kedip. Hidratmoko: hal 9 Penerbit Deepublish: Yogyakarta tahun 2017.)
Itulah dua generasi yang berbeda yang hidup pada jaman old (Aji Saka) dan di jaman Now (Aji Moko). Namun kesamaan keduanya ingin mengenalkan aksara jawa kepada para generasi muda sebagai upaya melestarikan aksara jawa.Demikian dulu ya rekan-rekan, semoga berfaedah.
(Cerita ini disponsori oleh buku Terampil Menghafal dan Menulis Aksara jawa dengan metode sandi kedip. Hidratmoko)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Sae, mugi saget minangka media ajar kangge lare2 sedaya. Utaminipun putra wayah kita. Nuwun
Inggih Pak WA Sutanto.namung saged udhu sekedhik mugi murakabi dhateng para putra siswa. ngasta wonten pundi Pak WA Sutanto