Hibatun Wafiroh

Biasa dipanggil Wafi. Nama lengkap Hibatun Wafiroh, Guru di SMPN 2 Lamongan. Sedang belajar dan ingin terus belajar di kampus kehidupan ini. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Kenapa Anak Saya Dipaksa Membuat Video?  (Catatan Kecil Pembelajaran Berdiferensiasi)

Kenapa Anak Saya Dipaksa Membuat Video? (Catatan Kecil Pembelajaran Berdiferensiasi)

Pada sesi pelatihan hari ini, Bu Fafa menceritakan pengalamannya beberapa bulan lalu. Dia pernah mengalami kebingungan dalam menemani belajar putra-putrinya di masa pandemi ini. Banyak tugas video yang harus diselesaikan. Anak yang tidak terbiasa berbicara di depan kamera harus dipaksa berbicara atau menyanyi di depan kamera. Bahkan terkadang harus berkali-kali take video hingga benar. Ini menjadi beban tersendiri bagi anak pertamanya (sebut saja kakak) sehingga tugas kakak banyak yang tidak tuntas. Berbeda dengan adiknya yang memang suka bikin vlog sejak kecil. Semua tugas sekolahnya dapat diselesaikan dengan baik.

Kegalauan Bu Fafa baru terjawab saat belajar tentang pembelajaran berdiferensiasi di serangkaian materi pelatihan tentang pembelajaran paradigma baru. Kenapa tidak semua guru memahami hal ini? Kenapa tidak semua guru memetakan potensi, gaya belajar, dan karakteristik peserta didik? Andai kakak diberi alternatif pilihan tugas selain video, tentu kakak juga tuntas semua tugasnya. Dia lebih suka membuat infografis, komik, dan menggambar. Selalu menangis jika mendapatkan tugas video. Bukankah konten yang ditugaskan tersebut mestinya bisa menghasilkan produk selain video? Kenapa kakak dipaksa membuat video?

Menurut Tomlinson (2000), pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar. Tomlinson berpendapat bahwa merancang pembelajaran berdiferensiasi mirip dengan menggunakan tombol equalizer pada stereo atau pemutar CD. Untuk mendapatkan kombinasi suara terbaik biasanya kita akan menggeser-geser tombol equalizer tersebut terlebih dahulu. Saat kita mengajar, menyesuaikan “tombol” dengan tepat untuk berbagai kebutuhan peserta didik akan menyamakan peluang mereka untuk mendapatkan materi, jenis kegiatan dan menghasilkan produk belajar yang tepat di kelas. Tombol-tombol dalam equalizer tersebut mewakili beberapa perspektif kontinum yang dapat digunakan untuk menentukan tingkat kesiapan peserta didik.

Sebagaimana kita tahu, pendidikan yang memerdekakan menjadi pondasi bagaimana konsep pembelajaran paradigma baru dalam program sekolah penggerak. Semua pembelajaran berorientasi pada peserta didik. Oleh karenanya penting bagi guru untuk memahami bagaimana profil peserta didiknya. Salah satu caranya adalah dengan melakukan asesmen diagnostik.

Kenapa asesmen diagnostik perlu dilakukan? Asesmen diagnostik ini bertujuan untuk mengidentifikasi kompetensi, kekuatan, kelemahan peserta didik. Hasilnya digunakan pendidik sebagai rujukan dalam merencanakan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan pembelajaran peserta didik. Dalam kondisi tertentu, informasi terkait latar belakang keluarga, kesiapan belajar, motivasi belajar, minat peserta didik, dan lain-lain dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam merencanakan pembelajaran.

Dengan mengetahui bagaimana karakteristik peserta didik, kita bisa melakukan penyesuaian pembelajaran untuk memfasilitasi pembelajaran bagi peserta didik yang memiliki kesiapan, minat dan tingkat penguasaan kompetensi yang berbeda. Peserta didik yang “belum siap” untuk belajar di suatu lingkup materi, diberikan kesempatan untuk mempelajari kompetensi pada tingkat yang lebih rendah atau dengan cakupan lingkup materi yang lebih sederhana. Peserta didik yang sudah siap belajar diberikan kesempatan untuk mempelajari seluruh lingkup materi dengan penugasan yang sesuai. Adapun peserta didik yang memiliki tingkat penguasaan yang tinggi dapat diminta untuk menyelesaikan tugas dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi atau menantang.

Dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, kita bisa menyediakan tantangan yang berbeda dalam bentuk penugasan berbeda untuk peserta didik. Selain itu kita bisa menyediakan ragam pilihan tugas untuk peserta didik sesuai dengan potensi atau keterampilan mereka. Dengan demikian kita juga memberikan kebebasan bagi peserta didik untuk menunjukkan pemahaman melalui cara yang sesuai dengan ketertarikan dan keahliannya.Di sinilah konsep merdeka diterapkan.

Sebagai contoh, dalam pemberian tugas materi Siklus Air. Untuk kelompok peserta didik yang gemar menulis dan visual, bisa dengan tugas menulis laporan dengan ilustrasi atau infografis. Untuk kelompok yang yang gemar bercerita tugas berupa membuat rekaman sandiwara radio atau rekaman siaran tentang siklus air. Untuk kelompok peserta didik yang kinestetik, bisa melakukan presentasi dalam bentuk drama singkat atau gerakan yang menunjukkan siklus air.

Dalam pembelajaran diferensiasi, ada beberapa hal yang bisa dilakukan penyesuaian. Ada penyesuaian ruang lingkup materi pembelajaran, penyesuaian proses pembelajaran, pengkondisian lingkungan belajar, penyesuaian produk belajar, dan lain-lain. Semua ini dilakukan untuk memgfasilitasi kebutuhan pembelajaran setiap peserta didik. Tentunya ini tak bisa sebatas dalam tataran teori saja. Implementasinya di lapangan bukan tanpa tantangan. Itulah kenapa kita perlu untuk terus belajar dan berinisiatif mencari solusi dari setiap permasalahan yang ada. Sejatinya guru yang merdeka belajar akan terus menyiapkan dirinya menjadi pembelajar sejati. Mari terus berefleksi agar dapat mewujudkan pendidikan yang memerdekakan dan memanusiakan. []

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

keren bun ulasannya

31 Aug
Balas

Makasih Bu Yuli

31 Aug



search

New Post