Herny Nilawati, S. Pd, M. Pd. I

Saya menyukai menulis dan tempat kerja saya di MTsN 12 Banyuwangi. Inginnya menjadi sebaik-baik manusia yang bermanfaat bagi orang lain. Traveling dan olahraga ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Jangan Pernah Menjadi Dinosaurus Jadilah Kupu-Kupu

Jangan Pernah Menjadi Dinosaurus Jadilah Kupu-Kupu(471-3)

Pesan inilah yang sangat melekat di hati saya, setelah saya mengikuti acara Sosialisasi  Penguatan Pembelajaran Abad 21 pada Madrasah pagi hingga siang tadi(09/07) lewat zoom meeting dan streaming Youtube. Kalimat pesan ini disampaikan sebagai kalimat penutup di akhir acara yang disampaikan oleh Dr. Ahmad Hidayatullah, M.Pd Kasubdit Kurikulum dan Evaluasi Kemenag RI sebagai bentuk motivasi kepada para pemangku pendidikan termasuk guru.  

Kalimat pesan  “Jangan Pernah Menjadi Dinosaurus Jadilah Kupu-Kupu” ini kalimat terdengar sederhana namun mengandung filosofi yang luar biasa apalagi di zaman seperti ini, zaman memasuki era revolusi industry 4.0. Pesan ini mengandung makna tersirat bahwa siapapun di zaman sekarang ini harus berani berubah menyesuaikan perkembangan zaman agar tidak tergerus oleh kemajuan zaman. Berani berubah dalam arti kita harus pandai diri untuk berinovasi dan berkreasi. Dinosaurus digambarkan sebagai mahluk tuhan yang mengalami kepunahan karena tidak bisa beradaptasi dengan zamannya saat itu. Kita saat ini sebagai diri sendiri maupun sebagai pendidik tidak diharapkan seperti dinosaurus yang besar namun tidak bisa beradaptasi dengan zaman. Kita diharapkan seperti kupu-kupu yang hingga kini tetap bertahan dan dapat menyesuaian diri di mana tempatnya. Walau kecil bentuknya namun indah di pandang dan menarik untuk diteliti.

Perumpamaan ini adalah kalimat motivasi diri kita terutama sebagai guru. Guru di era sekarang ini yang serba digital harus mengambil keberanian untuk mau berubah dalam cara bersikap dan melakukan pembelajaran. Untuk berubah dibutuhkan adanya effort(upaya) dari kita, bentuk upaya tersebut bisa diperoleh dengan berliterasi termasuk dengan membaca. Guru dan siswa harus berupaya untuk menyukai literasi. Pembelajaran di era digital ini tidak lagi mengajarkan apa, kapan dan dimana namun lebih menekankan bagaimana dan mengapa. Hal ini sangatlah penting diterapkan pada siswa karena model pembelajaran yang tepat saat ini dan sesuai zamannya karena siswa dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Jika pembelajaran seperti  ini sering diterapkan pada siswa akan menjadikan budaya dan habit dalam dirinya dan  siswapun akan yang tangguh di zamannya.

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ulasan yang keren bu

09 Jul
Balas



search

New Post