#hari ke_434

Sepandai-pandainya membungkus, yang busuk berbau juga. Begitulah peribahasa yang cocok untuk mengibaratkan perilaku suami Bu Arini. Rupanya saat menjelang kelahiran anak keduanya. Sengaja suaminya mengatakan kalau ia akan melakukan dinas luar kota. Padahal di saat yang hampir bersamaan ia mau menemani istri simpanannya untuk melahirkan anak pertama.

Setelah Bu Arini mengetahui semuanya, ia langsung menggugat cerai suaminya. Bu Arini yang berprofesi sebagai guru SD juga mengajukan mutasi ke sekolah lain karena ia malu kepada rekan-rekannya atas perilaku suaminya. Di sekolah baru Bu Arini dipercaya untuk membimbing siswa kelas tiga. Namun, enam tahun kemudian beliau diminta untuk menjadi walikelas satu menggantikan temannya yang cuti melahirkan.

Selama kurun waktu enam tahun secara perlahan-lahan Bu Arini sudah melupakan kehidupan masa lalunya bersama Alek mantan suaminya. Bu Arini ingin menata kembali kehidupannya bersama kedua buah hatinya. Bu Arini dikenal sebagai guru yang sabar. Salah satu siswa di kelasnya yang menarik perhatiannya adalah Rifki yang wajahnya sangat mirip dengan Rafif anak keduanya. Usianya hanya berbeda beberapa hari saja. Hari ini Rifki nampak lesu. Setelah diraba keningnya ternyata sangat panas. Bu Arini minta bagian administrasi untuk menghubungi orang tuanya. Sementara menunggu orang tuanya, Bu Arini membawa Rifki ke ruang UKS. Memberinya obat penurun panas dan mengompresnya. Tak lama kemudian pintu UKS diketuk, Bu Arini segera membukanya. Betapa kagetnya ia ternyata orang tua Rifki yang datang adalah Alek mantan suaminya.