Oleh : Hermuning Puspita Sari

Pernahkah mengalami anak kita tiba-tiba datang memeluk? Atau merengek sambil "ndusel" manja?

Terkadang kita sulit menerima kehadiran anak. Sibuk dengan pekerjaan, gadget, maupun pekerjaan rumah adalah alasannya. Membiarkan mereka bermain sendiri. Berimajinasi dengan apa yang sedang dipegangnya. Justru kebanyakan dari kita merasa lega melihat buah hati kita sedang asyik bermain sendirian. Padahal mereka mungkin sedang menahan luka karena terabaikan.

Menurut Psikolog anak yang juga seorang penulis buku anak, Devi Raisa, anak memiliki hak untuk dicintai setiap hari. Diibaratkan sebuah tangki cinta, masing-masing anak membawa satu tangki. Mereka akan nyaman dan bahagia apabila tangki tersebut penuh. Sebaliknya, akan sedih jika tangki kosong.

Bagaimana mengisinya? Dengan bahasa cinta. Dari beberapa bahasa cinta, yang paling diperlukan anak adalah sentuhan, pujian, dan interaksi. Jika ketiga ini selalu kita berikan, maka tangki cinta anak akan banyak terisi bahkan penuh.

Tangki cinta yang penuh itu yang akan membentuk karakteristik anak. Karena pengasuhan tidak hanya sebatas mengarahkan, tetapi juga hadir di sisi anak. Melalui kehangatan orangtua anak merasa nyaman. Dengan sentuhan dan pujian anak merasa berharga. Dan ia akan berkembang mendi pribadi utuh yang kelak akan membanggakan orangtua.

Mari kita lebih menyadari bahwa orangtua adalah semesta bagi anak. Terutama anak-anak balita. Maka dari itu wajib bagi orangtua meluangkan sedikit waktu untuk anak. Tidak masalah hanya setangah atau saju jam saja setiap hari. Pun tidak jadi soal bila orangtua sibuk bekerja. Yang utama adalah kualitas interaksinya.

Semoga kita senantiasa dapat menjadi orangtua yang baik untuk anak-anak kita.Amiiin