Hermuning Puspita Sari

Seorang guru SD di Pulau Maratua, juga ibu dua anak balita yang senang belajar. Lahir sebagai sulung dari tiga bersaudara pada 28 Desember 1990. Temanggu...

Selengkapnya
Navigasi Web
SOLUSI NEW NORMAL DI SEKOLAH TERPENCIL

SOLUSI NEW NORMAL DI SEKOLAH TERPENCIL

Oleh : Hermuning Puspita Sari, S.Pd

Covid -19 memaksa kita untuk mengubah banyak kebiasaan. Mulai dari cuci tangan, masker, jaga jarak, dan semua protokol kesehatan ala social distancing, serta tatanan kehidupan lainnya termasuk juga pendidikan. Guru, siswa, dan orang tua dipaksa untuk beradaptasi dengan pembelajaran daring. Dari yang gagap teknologi, sampai yang mahir harus dapat melaksanakannya. Guru tidak mau dilabeli pemakan gaji buta, pun orang tua tidak ingin anaknya tidak belajar.

Pembelajaran murni daring adalah yang paling efektif dilaksanakan selama pandemi ini. Jika tidak bisa melaksanakan daring, luring adalah solusinya, dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Namun, dilema muncul ketika seorang guru kesulitan melaksanakan kedua jenis pembelajaran tersebut. Yaitu guru yang mendidk di sekolah-sekolah terpencil. Mau melaksanakan daring, terkendala keterbatasan jaringan dan kuota. Memilih luring, belum yakin akan protokol kesehatan yang digunakan. Padahal siswa dilarang ke sekolah, dan apabila ada salah satu siswa terpapar virus sepenuhnya tanggung jawab sekolah secara mandiri.

Lantas apa yang harus dilakukan? Yang pertama harus disiapkan adalah ketulusan. Mengingat kembali apa hakikatnya tujuan utama seorang guru, yaitu mendidik. Kemudian merancang strategi pembelajaran yang sekiranya sesuai.

Mengkombinasikan antara daring dan luring atau asyncronus learning bisa dijadikan solusi. Guru terlebih dahulu membuat kesepakatan tentang sistematika pembelajaran dengan orang tua murid. Kenapa arus orang tua? Karena pembelajaran daring membutuhkan kererjasama yang baik antara sekolah dan orang tua. Kemudian membuat grup jejaring sosial antara guru dan wali murid yang bisa online, untuk berkomunikasi dan memantau aktivitas di rumah dalam melaksanaan tugas. Setiap hari wali murid mengirimkan foto aktivitas atau tugas yang harus dikumpulkan melalui grup tersebut. Luringnya dilaksanakan seminggu sekali di tempat tertentu. Rumah guru misalnya. Dilaksanakan bertahap satu sesi 5 siswa. Sesi luring ini dapat dimanfaatkan untuk memberikan tugas, konfirmasi, dan materi. Juga kesempatan belajar untuk siswa yang tidak bisa daring. Tugas hanya diberikan pada saat luring, jadi mau tidak mau siswa harus hadir, dan guru harus memastikan protokol kesehatan terfasilitasi. Bagi siswa yang ingin bertanya tentang materi bisa dilakukan daring. Jadi luring anya satu arah dari guru ke siswa saja. Untuk kelancaran pembelajaran harus dipastikan lebih dari 50% siswa aktif online agar terjadi interaksi.

Kalau masih terdapat kendala bagaimana? Mantapkan hati dan tenaga untuk melaksanakan pembelajaran door to door. Guru yang baik adalah yang mampu menginspirasi, bukan sekadar memberi diksi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

terima kasih pencerahannya,.sukses selalu

13 Jul
Balas

amiiin ,terimakasih bu...

13 Jul

Waw keren sekali...moga sukses selalu buat bun

13 Jul
Balas

Makasiiih... amiiiin buu,

13 Jul



search

New Post