RINTIK MERDU
Oleh : Hermuning Puspita Sari
Hujan. Ada yang ketakutan menganggapnya sebagai bencana yang mendatangkan luapan air parit. Banyak yang bersyukur menyebutnya sebagai rahmat dari Tuhan. Dan, tak sedikit yang mengeluhkannya karena mematikan berbagai aktivitas.
Musim penghujan menjadi momok bagi sebagian orang yang mengandalkan gagahnya matahari sebagai sandaran hidup. Para pengusaha tembakau, garam, ikan asin, dan masih banyak lagi. Namun, juga menjadi berkah untuk para petani karena hujan memberi pupuk alami yang mengupgrade kualitas tanah.
Apa gunanya hidup jika tak pandai mensyukuri. Hujan adalah salah satu bentuk kasih sayang Tuhan pada bumi. Tanpa hujan bumi gersang. Tanpa hujan kebakaran meraja. Dan... tanpa hujan anak-anak kecil itu tak bisa bersenda gurau sambil berlari tiada henti. Faktanya, bagi kami yang tinggal di pulau, air hujan adalah kehidupan kami.
Apapun itu, hujan begitu indah bagi saya. Memancarkan kelembutan Tuhan pada manusia. Gemericik suaranya begitu merdu. Kehadirannya mendamaikan jiwa. Menghapus panas dalam dada. Dan mendekatkan saya pada alam tidur. Jadikan hujan ini nikmat. Pendatang rahmat. Juga pemantik imaji yang terus mengalir di kepala.
Wahai hujan. Ulurkan tanganmu, mari kita berdendang.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar