Oleh : Hermuning Puspita Sari

Mula-mula saya sekadar membuka gawai untuk melihat film pendek melalui youtube yang sedang ramai dibicarakan. Selepas itu terlintas dalam benak saya, apa jadinya jika tak ada lagi seorang pun yang mau menulis. Menuangkan ide dan gagasannya dalam secarik kertas atau selembar file. Mengeluarkan keresahan dan problematika hidup. Juga menjadikan imajinasi sebagai sebuah karya. Mungkin dunia ini kering.

Bagaimana tidak? Sebuah film pendek bermula dari naskah. Pembaca berita televisi selalu melihat naskah. Penyiar radio, pemain film, sinetron, dan youtuber pun melalui proses reading sebelum take. Belum lagi pedagang kelontong yang saban hari menuliskan bon pembelinya dalam sebuah buku tebal. Pun khatib shalat jumat yang terkadang masih membawa secarik kertas. Betapa krusialnya sebuah tulisan.

Maka saya ucap banyak rasa syukur ketika hasrat menulis sedang mekar-mekarnya. Rasa aneh jika satu hari saja tak mengeluarkan sebuah tulisan. Meski hanya status di story. Yang penting satu tulisan. Gagasan yang terekam. Atau bahkan terpublikasi. Dibaca khalayak. Karena dengan menulis ibarat mengeluarkan file-file ide dari otak kita agar tertampung ide-ide lain lagi. Juga supaya otak kita tidak terlalu sesak. Hehehe

Mari rajin menulis. Mari menulis sepanjang hayat. Ide yang tertulis akan bertahan dan mungkin berkembang. Tulisan yang dibaca khalayak akan memberi hiburan dan menambah wawasan. Siapa tahu puluhan tahun yang akan datang ketika kita membaca tulisan kita hari ini, kita berdecak kagum tak percaya. Sama halnya saat kita baca status facebook di timeline kita beberapa tahun yang lalu. Kita pasti akan terheran-heran membacanya.