*KETUPAT PRESTO, FOKUS....FOKUS.....*
Juli 2017 telah memasuki hari ke tiga. Masih ada keluarga di luar kota yang belum ku kunjungi agar tetap terjaga tali silaturahmi kami. Tak apalah meski setahun sekali.
Seminggu usai hari raya Idul Fitri di Jawa ada tradisi membuat ketupat. Aku juga ikut *Riyoyo Kupat*.
"Hmm.... pasti enak ketupat dan sayur buatanku", gumanku dalam hati. Ha..ha..ha...kok jadi nyanjung diri sendiri.
Ketupat dan sayur dah matang...
Ternyata dua jam ke depan aku harus tiba di kota kelahiran.
Weer...weer...weer.... siap menuju kota kelahiranku yang saat ini dipimpin walikota perempuan perkasa. Hayoo.... kota mana ???
Yaa...bener banget .... Surabaya, dan walikota yang tangguh itu Bu Risma.
Alhamdulillah, perjalanan ke Surabaya lancar jaya. Satu jam kurang 5 menit aku dan suami dah sampai Surabaya.
Anak Lanang ku yang baru naik ke kelas XI usai liburan di Blitar janjian ketemu di Surabaya. Allah memperlancar jalan kami. Ketemu anak Lanang ku saat dia baru selesai menikmati Soto Pojok Kupang, tempat biasa kami makan bila berkesempatan mampir.
Kaki-kaki ini kuajak meneruskan perjalanan ke pulau Madura. Jembatan Suramadu nampak lengang, tak banyak kendaraan lewat. Rencana kami nginep semalam di rumah mbakyu pertamaku.
Istirahat semalam membuat aku bugar kembali. Silaturahmi dilanjut lagi... Tiga keluarga berhasil kami kunjungi. Lalu... pulang.
Selama perjalanan pulang ada yang terasa mengganjal .... Aku belum fokus nyelesaikan buku... ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜padahal aku ingin menjadi bagian dari 1708.
Tepat pukul 19.15 kubuka pintu rumah. Langkah ku arahkan menuju rak handuk yang kemarin untuk nggantung para ketupat matang yang baru diangkat dari panci presto. Kuciumi... Alhamdulillah, para ketupat ternyata gak basi, masih bisa dimakan. Sedangkan sayurnya kukeluarkan dari kulkas untuk dihangatkan.
Memasak ketupat biasanya butuh waktu 3-4 jam. Ketupat yang kumasak pakai panci presto cuma butuh waktu 1 jam. Wuih... hemat poll.
Pagi ini sambil nyapu rumah, kunikmati ramainya kicau tak kurang dari 10 burung gereja yang beterbangan di kedua pohon mangga depan rumah. Fresh rasanya... Tiba-tiba hp ku berbunyi, ada telpon rupanya.
"Assalamu'alaikum. Ya pak, ada sesuatukah ?", tanyaku.
Di ujung telpon terdengar suara : "Segera ke sekolah ya, ada tugas yang harus diselesaikan".
"Maaf, tugas apa ya pak", tanyaku lagi.
"Tugas untuk menulis ijazah, blangko ijazah dah diterima sekolah", jawab wakasek kurikulum di sekolahku.
ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜
Fokus nulis bukunya....????
*Lamongan, 5 Juli 2017.*
Hermin*
Guru BK SMAN 1 Sukodadi, Lamongan.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ini sih antara menulis-tugas sekolah-tugas rumah. Hehehe
Alhamdulillah semua lancar...
Ya pak Yuda benar. Inilah resiko profesi sebagai ibu rumah tangga iya, sebagai guru juga iya. Harus tetap semangat. Tantangan mengasyikkan... he..he.. Salam kenal ya pak. Semoga sukses selalu tuk pak Yuda.