Alga Gelis (Alat Peraga Gerak-Listrik)
Oleh :
Heri Yudianto, S.T*
*Guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Driyorejo,
Kabupaten Gresik,
Provinsi Jawa Timur
1. Latar Belakang
1.1 Masalah
Masalah yang ditemukan dalam kegiatan belajar mengajar antara lain :
1. Siswa kurang tertarik mengikuti pelajaran karena dianggap membosankan
2. Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran.
3. Media pembelajaran yang dipakai guru identik buatan guru, sehingga siswa tidak terlibat dalam proses pembuatannya.
1.2 Inspirasi
Menarik sekali apa yang ditulis oleh Ukim Komarudin dalam bukunya berjudul “Guru”. Buku tersebut menginspirasi saya membuat karya non digital ini bersama siswa saya. Dimuat beberapa catatan istimewa dari Profesor Dr. Arief Rachman, M.Pd. Diantara catatan tersebut ada beberapa yang menginspirasiku untuk terus berkarya. Prof. Arief membeberkan salah satu kunci sukses pembelajar sukses dengan terus belajar dan berkarya, serta memiliki harapan yang tinggi terhadap apa yang dikerjakan (Arief Rachman: Guru, 53). Guru dapat berkarya, salah satunya melalui alat bantu ajar (non digital) ini.
Selain itu saya terinspirasi membuat karya non digital ini setelah membaca buku berjudul “Apa yang berbeda dari Guru Hebat”. Buku ini diterbitkan Esensi pada tahun 2011. Ditulis oleh Eko Prasetyo (editor Jawa Pos) dan Muhammad Ihsan (sekjen Ikatan Guru Indonesia). Dikisahkan tentang 12 guru hebat yang bisa dibilang aneh dan kurang kerjaan, namun mampu memberikan efek dahsyat dalam mendidik. Ada guru bernama bapak Mampu, guru bahasa Inggris tapi ahli bidang teknologi information technology (IT). Menariknya dia kuliah di jurusan kimia IKIP Semarang tapi mampu mengajar bahasa Inggris. Sungguh pencapaian yang luar biasa. Ada 10 prestasi tingkat nasional maupun internasional yang sudah diraih. Namun yang perlu cermati dari Mr. Capable (mampu) adalah pernyataannya bahwa guru itu seharusnya menguasai materi ajar, mempu menyampaikan (pedagogi), menguasai kurikulum, IT, menyajikan pembelajaran dengan aktif, inovatif, kreatif, energik dan menyenangkan, mampu publik speaking, human relation yang baik, menguasai bahasa asing, dan mampu menjadi model yang digugu lan ditiru.
Alat bantu ajar (non digital) yang dibuat ini terinspirasi dari dinamo sepeda yang dapat merubah tenaga gerak menjadi listrik. Materi konversi energi ini merupakan materi dasar mapel memahami proses dasar kelistrikan dan konversi energi pada siswa kelas X SMK Kompetensi Teknik Pemesinan.
1.3 Tujuan
Tujuan penggunaan alat bantu ajar (nondigital) antara lain :
1. Mendemonstrasikan tentang konversi energi gerak menjadi energi listrik.
2. Melatih pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa membuat alat peraga.
3. Merangsang siswa aktif dalam mempelajari konversi energi.
4. Melatih siswa bekerja dalam kelompok
2. Cara Penggunaan Alat Bantu Ajar (Nondigital)
2.1 Cara Pembuatan
Cara pembuatan alat bantu ajar (nondigital) antara lain :
1. Potong triplek dengan ukuran 15 cm x 40 cm.
2. Pasang dinamo kipas angin pada papan triplek.
3. Hubungkan kabel listrik dinamo kipas angin dengan terminal kuningan.
4. Solder secukupnya pada sambungan tersebut.
5. Pasang fittingan lampu.
6. Pasang paku sebagai tangkai pemutar dinamo kipas angin.
7. Pasang lampu TL AC/DC pada fittingan lampu.
8. Lakukan pengujian dengan memutar tangkai pemutar.
9. Perhatikan nyala lampu, menyala atau tidak
10. Jika tidak menyala, periksa kembali sambungan kabel listrik.
2.2 Alat dan Bahan
2.2.1 Alat
Alat yang dibutuhkan untuk membuat peraga ini antara lain :
1. Gergaji tangan
2. Tang potong
3. Solder listrik
4. Palu
2.2.2 Bahan
Bahan yang dibutuhkan untuk membuat peraga ini antara lain :
1. Dinamo Kipas Angin 4 W, 220-240 V
2. Terminal kuningan dua lubang, 220-240 V
3. Fittingan lampu
4. Lampu TL AC/DC
5. Kawat timah
6. Paku
7. Kabel listrik
8. Lampu TL AC/DC
2.3.2 Video
Video telah diunggah ke internet (www.youtube.com). Adapun alamat video sebagai berikut:
1. http://gg.gg/49rcz
2. http://gg.gg/49rcv
3. Simpulan dan Saran
3.1 Simpulan
1. Siswa lebih tertarik dalam mengikuti proses kegiatan belajar mengajar (KBM).
2. Siswa lebih aktif dalam mengikuti proses kegiatan belajar mengajar (KBM).
3. Siswa terlibat dalam pembuatan alat peraga.
3.2 Saran
1. Diperlukan pengembangan alat bantu ajar tersebut dapat ditingkatkan menjadi alat peraga bentuk konversi energi lainnya, misalkan energi uap->energi gerak->energi listrik.
2. Diperlukan tindak lanjut membuat sosialisasi ke sekolah-sekolah terutama SMK untuk mengenalkan alat peraga ini.
Daftar Pustaka
Eko Prasetyo, dan Muhammad Ihsan, Apa yang berbeda dari Guru Hebat, Esensi: Divisi Penerbit Erlangga, 2011
Ukim Komarudin, Arief Rachman: Guru, Esensi: Divisi Penerbit Erlangga, 2015
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar