PALSU
PALSU
Bu Hera dan Bu Inul adalah dua orang guru di sekolah SMK swasta Kota Pasuruan.
Bu Hera guru produktif dan Bu Inul guru matematika.
Selain mengajar di SMK swasta, Bu Hera juga mengajar di SMP swasta.
Sepeninggal suaminya Bu Cenul minta tolong pada Bu Hera untuk mencarikan pekerjaan buat si Cenul.
"Buat lamaran aja jenk, kebetulan di SMP tempat aku mengajar dibutuhkan karyawan bagian perpustakaan", kata Bu Hera.
"Siap Boss nanti tak bilang kan Cenul", jawab Bu Inul.
"Jenk nanti kalau sudah masuk kerja bagaimana kuliahnya?", tanya Bu Hera.
"Gampang Boss bisa diatur", jawab Bu Inul.
Bu Hera mengernyitkan dahinya.
"Bisa diatur bagaimana ya kira-kira? Lha wong setahu saya kerja dan kuliahnya sama-sama masuk pagi", pikir Bu Hera dalam hati.
"Ah sudahlah kok aku yang pusing", gerutu Bu Hera.
Keesokan harinya Cenul datang ke SMP swasta tempat Bu Hera mengajar dengan membawa CV yang disarankan Bu Hera.
Bu Hera takjub melihat tulisan tangan pada CV yang dibawa Cenul, keren dan indah sekali.
Keren luar biasa tulisan Cenul, lebih bagus dari tulisan tangan Bu Hera.
"Alhamdulillah tulisan tangannya bagus", puji Bu Hera dalam hati.
Singkat cerita Cenul diterima sebagai karyawan perpustakaan. Mulailah dia mengerjakan tugas-tugas layaknya karyawan perpustakaan yang dibimbing Bu Hera.
Kebetulan Bu Hera juga kepala perpustakaan di sekolah itu.
Dalam menyelesaikan administrasi perpustakaan adakalanya tulisan diketik menggunakan komputer, namun ada juga yang harus ditulis dengan tangan.
Suatu hari Bu Hera terkejut waktu melihat tulisan tangan Cenul dalam kartu perpustakaan untuk peminjaman buku siswa.
"Lho kok gini amat tulisannya, beda dengan tulisan yang tertera di surat lamaran yang Cenul bawa?", pikir Bu Hera.
Besoknya Bu Hera mengamati lagi tulisan Cenul, memang tulisan tangan Cenul jauh berbeda dengan tulisan pada CVnya dulu, tulisannya cenderung lebih gimana gitu (jelek) gak tega Bu Hera mau mengatakan keras-keras. Lalu tulisan tangan siapa dulu yang dibawa waktu menyerahkan surat lamaran?
"Layak gak sih buat CV bukan tulisan tangan sendiri? Kenapa harus tulisan tangan orang lain?", Bu Hera terus berpikir
"Ah sudahlah masa bodoh dengan tulisan Cenul", gerutu Bu Hera pada akhirnya.
Bagi Bu Hera kejujuran itu penting, lain Bu Hera lain Cenul. Kalau sudah jelek ya jelek sajalah, tidak perlu menipu diri sendiri.
Kalau mau tulisan tangan bagus berusahalah berlatih sesering mungkin agar tulisan tangan bisa bagus.
Jadi diri sendiri itu lebih bahagia daripada berbohong untuk menutupi kekurangan. Bukan menutupi dengan kebohongan yang harus dilakukan harusnya, melainkan merubah bagaimana tulisan kita yang jelek bisa indah, tentunya dengan terus berlatih.
Diluar tulisan tangan indah penuh mesteri, Cenul bentar-bentar izin untuk kuliah. Awalnya sih biasa saja lama-kelamaan sering juga. Ternyata kuliahnya masih separo jalan alias belum selesai. Waktu kerjanya banyak dibuat izin untuk kuliah, belum lagi izin menjemput ibunya. Makin hari makin banyak izin.
Suatu hari karyawan tata usaha berkata,"Bu Hera tolong kasih tahu mbak Cenul bahwa petugas perpustakaan itu masih di bawah naungan tata usaha, jadi kalau di perpustakaan longgar kerjaannya bisa bantu-bantu di tata usaha".
"Iya mbak nanti saya beri tahu", jawab Bu Hera.
"Satu lagi Bu, mbak Cenul sering izin-izin, pulang duluan sedangkan yang lain belum pulang", lanjut mbak Alfi.
"Oh kalau yang sering izin itu saya sudah pernah mengingatkan mbak tapi ke mamanya Cenul,
kata mamanya sudah diizinkan sama Bu Ningsih," jawab Bu Hera.
"Gitu ya Bu", jawab mbak Alfi.
"Iya mbak", Bu Hera menutup percakapan.
Memang kalau diamati Cenul sering izin, karena dia harus masuk kuliah, jemput mamanya, belum lagi datangnya selalu ngepas kadang terlambat karena harus ngantar mamanya berangkat kerja dulu.
Beruntung dia kerja di SMP swasta yang tidak pernah memberikan teguran yang berarti, cuma dibicarakan diantara karyawan dan guru saja alias dirasani (kata wong jowo).
Situasi yang demikian membuat Cenul merasa di atas angin.
Terbukti jadi karyawan perpustakaan sudah sekian tahun hampir tujuh tahun tapi kelengkapan administrasi tidak lengkap bahkan nyaris tidak ada.
"Kalau dibahas katanya fitnah, menjelekkan kinerjanya Cenul dan sebagainya dan sebagainya", gerutu Bu Hera.
Harusnya sebagai karyawan perpus sudah tujuh tahun merasa malu rai gedhek kata orang Jawa, setelah diteliti administrasi tidak beres, sampai-sampai mendatangkan orang luar sekolah untuk membenahinya. Apa itu namanya kalau bukan malas?
Masak iya harus dikatakan rajin?
Tau ah gelap!
Nilai sendiri dech pembaca yang baik hati karakter manusia seperti Cenul itu cocoknya disebut apa, komen di bawah ya...
Semoga bermanfaat.
RSUD Anyelir 2 Kota Pasuruan, 19 November 2023
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kejujuran nomor satu