Maaf dan Terimakasih
kata maaf dan terimakasih adalah dua kata yang terkadang, atau bahkan sering kita lupakan. Mengucapkan maaf dan terimakasih bagi sebagian orang terasa berat. Walaupun lidah ini ringan tak bertulang namun sekedar meminta maaf dan berterimakasih terasa berat. Ketika orang bersalah terhadap orang lain tidak serta merta dapat mengucapkan kata maaf kepada orang tersebut. Orang tidak mau untuk mengatakan maaf karena beberapa sebab.
Pertama, merasa paling benar dan menyalahkan orang lain. sifat ini dapat bisa terjadi kepada seseorang yang dirinya seolah adalah yang paling benar dan tidak bersalah. meskipun sedang berselisih dengan orang lain dia tidak mau disalahkan." Saya yang benar dan dia yang salah " itu prinsipnya. Dia tidak mau meminta maaf meskipun ada ajakan berdamai dengan orang yang sedang berselsih. Kaluapun mengatkan maaf dia tidak tidak tulus hati.
Kedua, karena kedudukan sosial yang lebih tinggi dari orang lain. Pangkat dan jabatan di masyarakat masih menjadi tolok ukur seseorang untuk di hormati. Namun jika seseorang sudah gila hormat maka yang terjadi adalah akan memandang sebelah mata orang lain. Prinsip bahwa atasan tidak pernah bersalah akan menjadikan seseorang menjadi semena-mena memperlakukan bawahan. Jangankan untuk mengawali dnegan kata maaf, memerintahpun sering tidak memakai kata-kata halus kepada bawahan. Demikian juga bawahan ada rasa "ewuh pekewuh"(istilah jawa) untuk mengigatkan jika atasannya sedang khilaf. Kaya dan misikin juga menjadi pembanding yang kental di masyarakat. Si kaya akan merasa lebih hebat dari si miskin, jika si kaya bersalah maka dia tidak akan mau mendahui minta maaf. Si kaya selalu berpedoman bahwa si miskinlah yang harus meminta maaf kepadanya terlebih dahulu. Ketiga adalah prasangka buruk terhadap orang lain. Berprasangka buruk bahwa orang lain tidak akan memaafkanya menjadikan seseorang tidak mau meminta maaf. Perasaan yang jelek ini selalu menghantui dirinya sehingga dia tidak mau mengambil inisiatif untuk meminta maaf.
Setali dengan "maaf", terimakasih juga sering kita abaikan begitu saja. Ketika kita menerima kebaikan dari ,seseorang atau sekedar bantuan yang diberikan kepada maka akan berterimakasih. Akan tetapi sering kita lupa mengucapkannya, karena sesuatu yang telah diberikan biasanya adalah dianggap kecil atau biasa. Inilah mengapa kita sering alpa atau bahkan tak acuh. Ada beberapa sebab mengapa seseorang tidak mau atau mengabaikan kata terimakasih. Pertama, memang benar-benar lupa. Jika hal ini terjadi pada kita masih bisa dimaklumi. Namun jika memang disengaja akan lain ceritanya.
Kedua, kedudukan seseorang dalam masyarakat. Pemberian bawahan kepada orang yang mempunyai jabaatan tinggi atau kekayaan lebih terkadang dianggap biasa saja. Padahal orang tersebut sudah berjuang dan berkorban hanya untuk memberikan yang terbaik baginya. Pandangan sebelah mata terhadap orang yang ada dibawahnya agaknya sering dijumpai di sekitar kita. Si Kaya yang diberi bantuan oleh orang yang notabene miskin akan mengaggap itu bukan istimewa. Bawahan yang telah melaksanakan tugasnya dengan baikpun masih dianggap biasa karena itu adalah bagian dari perkerjaanya. Ketiga, acuh tak acuh terhadap pemberian atau bantuan apapun yang diberikan kepada kita. Jika ada sfiat sepeti ini maka dia akan selalu cuek dengan keadaan sekitarnya. Orang yang acuh tak acuh terhadap orang lain akan merasa sama saja. Seolah-olah dia bissa sendiri dan tidak perlu bantuan orang lain. Sehingga apabila ada orang yang memberikan bantuan atau barang maka akan dianggap biasa saja.
Pada dasarnya setiap orang membuthkan orang lain. Artinya tanpa orang lain kita tidak akan bisa hidup. Dari mulai bangun tidur hingga menjelang tidur kita akan selalu bersinggungan dengan orang lain. Itu sudah pasti karena kita adalah makhluk sosial. Dibutuhkan sikap positif untuk mewarnnai kehidupan ini. Orang tidak akan sama semua baik fisik dan sifatnya. Namun jika kita mampu memberikan yang terbaiik kepada orang lain maka kita berarti sudah melaksanakan apa yang menjadi kodrat kita sebagai makhluk di muka bumi ini.
Hanya mengatakan maaf dan terimaksih kita tidak akan kehilanngan apapun. Tidak menjadikan diri kita sakit atau pun terkena musibah. Bahkan dengan maaf dan terimakasih orang lain akan merasa di orangkan. Akan merasa senang dari sekedar uang atau barang berharga. Namun jika kita sring lupa atau bahkan mengabaikan kata ' maaf dan terimakasih maka orang akan memandang kita sebgai orang yang somb0ng dan jahat. Bukankah kita sudah diajarkan oleh Nabi Muhammad untuk senantiasa beristigfar (m0hon ampunan) dan bersyukur kepada Alloh SWT. Sebagai contoh adalah jika ada atasan yang memerintah bawahan untuk melakukan suatu hal dengan di awali kata "maaf" atau dalam bahasa jawa nuwun sewu maka akan berbeda tanggapnya jika langsung tanpa diawali kata tersebut. Dan setelah mengerjakan tugsa dengan baik maka ucapkan "terimakasih ".
Terakhir saya mohon maaf jika tulisan ini masih sulit dipahami, dan terimakasih atas kiritik dan saranya
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar