LIKA-LIKU PERJALANAN PANJANG MENGGAMPAI IMPIAN
LIKA-LIKU PERJALANAN PANJANG MENGGAMPAI IMPIAN
Oleh: HERIANTO, M.Pd
Saya pernah bermimpi tinggi dan memulai mewujudkannya dari kekuatan pribadi yang saya miliki, saya bermimpi ingin menjadi guru. Lika-liku pengalaman dalam meraih mimpi ini kadang di luar jalur yang kita inginkan. Berbagai rencana yang dipersiapkan kadang tidak sesuai dengan apa yang kita jalankan, kadang apa yang tidak harapkan menjadi kenyataan, dan bisa jadi yang mimpi yang kita harapkan lika-liku perjalannnya panjang dengan jalan yang berbeda tapi sampai ketujuan. Contoh dalam pengalaman saya dalam meraih mimpi. Ketika tamat Madrasah Aliyah (SLTA sederajat) saya ingin kuliah keguruan di IAIN Sultan Thaha Jambi, ikut dan mendaftar memilih Jurusan Tarbiyah (Pendidikan guru) dan lulus administrasi pendaftaran. Ketika sudah masuk jadwal ujian / tes masuk Perguruan tinggi anehnya pagi itu saya lupa jika hari itu ujian pada pikul 07.30 sudah pukul 08.30 pagi diingatkan orang tua. Langsung saya bergegas terburu-buru menghadiri ujian tersebut, sesampainya di ruangan ujian melapor ke panitia ujian ditolak karena terlambat harus melapor dulu ke ketua pantia ujian yang mana ketua ujian kala itu adalah wakil rektor 1. Saya segera keruangan wakil rektor tersebut mohon diterima untuk mengikuti ujian itu. Tapi bukan rasa senang dalam hati yang didapat akan tetapi kekecewaan yang mendalam yang hanya dirasakan dalam hati, saya tidak diperbolehkan mengikuti ujian dengan alasan
“ Nanti jika saudara diperbolehkan ikut ujian karena sudah terlambat lama, nanti terjadi kecemburuan sosial dengan kawan lainnya”. Wakil Rektor tersebut memberikan solusi “Saudara bisa mengikuti ujian tes gelombang kedua nantinya”. Mendengar hal tersebut hati saya senang ada peluang untuk mengikuti tes ujian. Saya mengucapkan terimakasih dan pulang kerumah.
Tibalah waktu pengumuman kelulusan saya datang lagi ke IAIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi bukan untuk melihat kelulusan akan tetapi mau ikut tes gelombang kedua. Lagi-lagi hati merasa kecewa apa yang diharapkan ingin masuk Pendidikan Guru (Fakultas Tarbiyah) tidak bisa. Karena koata tersebut sudah penuh tidak ada penerimaannya pada gelombang kedua tersebut. Tapi saya malu pada diri sendiri , orang tua dan teman-teman untuk pulang kerumah karena niatnya untuk kuliah. Akhirnya saya bertekad untuk kuliah tapi saya bingung mau mengambil fakultas dan jurusan apa? Yang ada kala itu Fakultas Ushuluddin, fakultas Syari’ah dan Fakultas Adab dan Sastra. Dalam hati dari pada tidak kuliah sama sekali akhirnya saya tetapkan mengambil Fakultas Ushuluddin Jurusan Aqidah Filsafat itupun saya tidak paham arah dan tujuan jurusan tersebut mau dibawa kemana kedepannya.
Beberapa minggu kemudian saya mengikuti tes ujian IAIN mengambil Fakultas Ushuluddin jurusan Aqidah Filsafat, 3 (tiga) minggu kedepannya pengumuman kelulusan alhamdulillah saya lulus dan diterima di jurusan tersebut, akan tetapi saya masih bingung karena sedikit sekali yang minat mengambil jurusan tersebut untuk bertanya lebih jauh kedepannya tentang jurusan tersebut menghadapi kendala karena minimnya mahasiswa filsafat tersebut, untuk bertanya dengan dosen rasanya malu, mahasiswa yang lulusan dan diterima angkatan saya itu sebanyak 10 orang, dengan 8 orang yang lulus sarjana.
Setelah lulus sarjana saya bingung mau kemana saya? Karena dalam hati kuatingin menjadi guru. Kala itu setelah sidang skripsi saya ditawarkan oleh Dosen pembimbing saya untuk menjadi asisten dosen di Akper Negeri saya sanggupi lebih kurang 2 semester saya menjadi DLB (Dosen Luar Biasa). Pada waktu itu ada pembukaan kuliah akta IV keguruan saya ambil dan lulus. Tidak beberapa waktu lama saya ditawarkan menjadi guru disalah satu Sekolah swasta Favorit dan diterima sekolah Swasta Islam Nurul Ilmi. Akhirnya dalam hati saya menjadi guru juga, akan tetapi yang menjadi kendala saat itu saya bukan dari kualifikai pendikan yang kaya akan model, metode, strategi dan pendekatan pembelajaran. Dengan dibekali tekad dan motivasi yang kuat untuk terus belajar saya mampu menjadi guru yang baik. Tidak berapa lama kurun waktu 3 tahun saya berhenti satau stop mengajar karena kondidi fisik yang lemah ditambah waktu full day school saya mengundurkan diri itupun dengan berat hati kepala sekolah membuat surat pengunduran diri. Dalam kurun waktu tidak beberapa lama ada pengumuman penerimaan guru di SDS Attaufik Jambi yang kala itu minat guru yang mendaftar cukup banyak tidak menggoyahkan hati untuk berusaha mencoba mendaftar dan mengikuti seleksi ujian tertulis, mengajar dan wawancara. Alhamdulillah dari sekian banyak yang mengikuti ada sekitar 2 (dua) orang yang lulus termasuk saya.
Dari pengalaman dua sekolah yang saya ampu saya banyak belajar tentang dunia pendidikan anak-anak termasuk SD apalagi sekolah tersebut memilik kualifikasi dan sistem manajemen pendidikan yang amat baik. Di sekolah attaufik lah saya mulai kuliyah lagi S1 FKIP jurusan PGSD di Universitas Terbuka. Kemudian 5 tahun setelahnya mengambil kuliah S2 Magister pendidikan Dasar. Dan saya berencana dan berusaha untuk mengambil kuliah S3 Kependidikan dengan niat dan tujuan untuk menimba pengalaman yang lebih tinggi lagi dan ingin menjadi contoh bagi anak-anak untuk terus belajar sepanjang hayat.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar