Hepta

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Prakarya oh Prakarya

Prakarya oh Prakarya

Sejujurnya saya kok yo nggumun. Bingung dan heran begitulah. Kenapa kalau dapat tugas membuat prakarya, terus ndak selesai di sekolah lalu dibawa pulang, anak-anakku itu senangnya ngerepotin ayahnya, yang ndilalahnya, dulu, ndak bisa buat prakarya juga.

Merepotkannya itu lho, ndak tanggung-tanggung Mulai dari tahap persiapan sampai finishing. Mulai dari membeli bahan, memotong, meraut, mengelem, menempel dan me-, me- lainnya.Apa iya ndak satupun tahapan yang bisa dia kerjakan?

Saya juga dulu buat prakarya kok. Membuat peta, membuat rupa bumi dari kertas koran bekas, kemoceng dari tali rapia, asbak dari tanah liat, bola balon dan lain sebagainya. Saya ndak pernah minta dibantuin ayahku, yang ndilalahnya juga ndak bisa buat prakarya yang jadi PR-ku itu.

Sebenernya yo aku sangat suka kalau liat anak-anak belepotan lem, belepotan pewarna dan sibuk nungging sana nungging sini waktu membuat prakarya. Ada proses yang mereka lewati dan jalani. Menggali ide dan kreatifitas serta mandiri. Mungkin itu tujuan awal membuat prakarya.

Sekarang ini zaman serba mudah kok. Mau buat apa saja sudah ada tutorialnya di internet. Tinggal lihat, lalu ikuti. Ndak perlu lagi seperti dulu yang harus nanya ke orang yang sudah bisa membuatnya, yang kebetulan juga, rumahnya jauh. Sekarang ini kalau pun kita ndak punya atau ndak bisa akses internet sudah banyak orang pintar di sekeliling kita yang bisa ditanyai.

Melihat anak-anakku itu seperti kurang kreatif dan ndak mandiri pingin rasanya menyentili kupingnya. Saya juga tahu, guru itu sudah susah payah membangkitkan kreatifitas anak didiknya. Memotivasi anak-anak biar ndak malas. Salah satunya ya itu dengan membuat prakarya.

Kadang kasihan juga. Sudah mbrebes keringatnya, sudah ndak jelas mana duduk mana nungging, prakaryanya masih belum selesai dan "berantakan". Tapi ndak apa-apa prakaryanya amburadul. Itu juga hasil kreasi dan ekspresi. Bisa jadi mengerjakannya juga dengan susah payah, menurut ukuran mereka.Kalau hasilnya bagus, teramat bagus bahkan, patut dicurigai bahwa yang mengerjakannya pasti pihak ketiga. Bisa jadi orang tuanya yang "dikerjani" anak.

Saya kalau lagi kumat malasnya juga ndak pernah bantu anak-anak itu. Tak biarkan saja. Prakarya dia kok. Biar mereka kreatif dan mandiri.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post