#Tagursiana hari ke29 #

Di komplek asrama thawalib putri ada 3 asrama masing-masing asrama ada 40 santri, agar santri merasa aman di keliling asrama kami di dinding dengan seng, kadang ada juga orang yang usil dia suka manjat di seng itu karena penasaran dengan santri yang ada di dalamnya.

Seangkan keadaan air ada yang pakai mesin dan juga bisa langsung mengambil dengan ember, penampungan air agak terbatas, jadi kalau kita terlambat mandi atau mencuci maka kita tidak kebagian air lagi kecuali harus mengambil langsung dari sumur dengan menggeretnya, tapi tidak mengurangi semangat kami untuk tetap belajar di thawalib putri padang panjang, jadi kalau mandi itu harus berani ikut antrian kalau tidak mau antrian tidak dapat air.

Di asrama sebenarnya lumayan banyak tantangan dan rintangan seperti pakaian sering hilang, peralatan yang lain juga hilang seperti peralatan dapur, itu sudah menjadi suatu yang lumroh di asrama, walaupun semua peralatan sudah diberi nama namun sering juga hilang. Makanya sering setiap uang yang di kirim dari orangtuaku atau diberi abangku, aku belikan terutama kepada peralatan yang sudah hilang yang dianggap sangat diperlukan. Di dalam keuangnnya aku juga sudah mulai belajar hemat, karena uang sudah dianggarkan untuk satu minggu, apalagi peralatan sering hilang.

Kebihan di asrama juga banyak kami belajar hidup disiplin terutama dalam ibadah, salang berbagi seperti dalam makanan karena kami makan bersama walaupun masak sendiri-sendiri, di asrama juga banyak pembinaan bakat seperti tahfiz, pildacil dan lain-lain. Semoga tulisan saya ini bermanfaat, , mohon kritikan, saran dan bimbingan para pembaca. Salam literasi.

Koto Ranah, 30 September 2020

Henny sesrita, S.Pd.I