Henny Nurhasanah

Wanita kelahiran Kota Bumi Mina Tani ( PATI), ibu rumah tangga dengan pengalaman mengajar Bahasa Inggris sejak lulus kuliah th1991 sampai sekarang...

Selengkapnya
Navigasi Web
Tetesan Air Mata untuk Rasullullah

Tetesan Air Mata untuk Rasullullah

Tetesan Air Mata untuk Rasullullah

Tantangan Gurusiana #Menulis 180 hari (Hari ke 129)

Assalamualaikum para sobat gurusianer dan para perindu literasi, hari ini kami tayangkan ulasan kisah Rasulullah SAW sebelum wafat. Dibulan Maulid ini kita berharap menambah kecintaan kita kepada Rasulullah.

Pada suatu hari, Rasulullah SAW meminta Bilal memanggil semua sahabat datang ke masjid. Tidak lama kemudian, penuhlah masjid dengan para sahabat. Semuanya merasa rindu setelah agak lama tidak mendapat taushiyah dari Rasulullah SAW. Beliau duduk dengan lemah di atas mimbar. Wajahnya terlihat pucat, menahan sakit yg tengah dideritanya. Kemudian Rasulullah SAW bersabda: "Wahai sahabat-sahabatku semua. Aku ingin bertanya, apakah telah aku sampaikan semua kepadamu, bahwa sesungguhnya Allah SWT itu adalah satu-satunya Tuhan yg layak disembah?" Semua Sahabat menjawab dengan bersemangat, "Benar wahai Rasulullah, Engkau telah sampaikan kepada kami bahwa sesungguhnya Allah SWT adalah satu-satunya Tuhan yg layak disembah.

Kemudian Rasulullah SAW bersabda: "Persaksikanlah ya Allah. Sesungguhnya aku telah menyampaikan amanah ini kepada mereka." Kemudian Rasulullah SAW bersabda lagi, dan setiap apa yg Rasulullah sabdakan selalu dibenarkan oleh para sahabat. Akhirnya sampailah pada satu pertanyaan yg menjadikan para Sahabat sedih dan terharu. Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya, aku akan pergi menemui Allah SWT, dan sebelum aku pergi, aku ingin menyelesaikan segala urusan dengan manusia." Maka aku ingin bertanya kepada kalian semua. Adakah aku berhutang kepada kalian? Aku ingin menyelesaikan hutang tersebut. Karena aku tidak mau bertemu Allah dalam keadaan berhutang dengan manusia."Ketika itu semua para Sahabat diam, dan dalam hati masing-masing berkata, "Mana ada Rasullullah SAW berhutang dengan kita? Kamilah yg banyak berhutang kepada Rasulullah". Rasulullah SAW mengulangi pertanyaan itu sebanyak 3 kali.

Tiba-tiba bangun seorang lelaki yg bernama UKASYAH, seorang sahabat, mantan preman sebelum masuk Islam, dan dia berkata: "Ya Rasulullah, aku ingin sampaikan masalah ini. Seandainya ini dianggap hutang, Maka aku minta engkau selesaikan. Seandainya bukan hutang, maka tidak perlulah engkau berbuat apa2". Rasulullah SAW berkata: "Sampaikanlah wahai Ukasyah". Maka Ukasyah pun mulai bercerita: "Aku masih ingat ketika perang Uhud dulu, suatu ketika engkau menunggang kuda, lalu engkau pukulkan cemeti ke belakang kuda. Tetapi cemeti itu tidak kena pada belakang kuda, tapi justeru terkena pada dadaku, karena ketika itu aku berdiri dibelakang kuda yg engkau tunggangi wahai Rasulullah". Mendengar itu, Rasulullah SAW berkata: "Sesungguhnya itu adalah hutang wahai Ukasyah. Kalau dulu aku pukul engkau, Maka hari ini aku akan terima hal yg sama." Dengan suara yang agak tinggi, Ukasyah berkata: "Kalau begitu aku ingin segera melakukannya wahai Rasulullah." Ukasyah seakan-akan tidak merasa bersalah mengatakan demikian. Sedangkan ketika itu sebagian sahabat berteriak marah kepada Ukasyah. "Sungguh engkau tidak berperasaan Ukasyah. Bukankah Baginda sedang sakit! Ukasyah tidak menghiraukan semua itu.

Rasulullah SAW meminta Bilal mengambil cambuk di rumah Fatimah, anaknya. Bilal meminta cambuk itu dari Fatimah, kemudian Fatimah bertanya: "Untuk apa Rasulullah meminta cambuk ini wahai Bilal?" Bilal menjawab dengan nada sedih: "Cambuk ini akan digunakan Ukasyah untuk memukul Rasulullah." Terperanjat dan menangislah Fatimah, seraya berkata: "Kenapa Ukasyah hendak memukul ayahku Rasulullah? Ayahku sedang sakit, kalau mau memukul, pukullah aku anaknya". Bilal menjawab: "Sesungguhnya ini adalah urusan antara mereka berdua". Bilal membawa cambuk tersebut ke Masjid lalu diberikannya kepada Ukasyah. Setelah mengambil cambuk itu, Ukasyah menuju ke hadapan Rasulullah.

Tiba-tiba, Abu Bakar berdiri menghalangi Ukasyah sambil berkata: "Ukasyah, kalau kamu hendak memukul, pukullah aku! Aku adalah orang yang pertama beriman dengan apa yang Rasulullah SAW sampaikan. Akulah sahabatnya di kala suka dan duka. Kalau engkau hendak memukul, maka pukullah aku". Rasulullah SAW bersabda: "Duduklah wahai Abu Bakar. Ini urusan antara aku dengan Ukasyah". Ukasyah menuju ke hadapan Rasulullah SAW.

Kemudian Umar bin Khattab berdiri menghalangi Ukasyah sambil berkata: "Ukasyah, kalau engkau mau mukul, pukullah aku. Dulu memang aku tidak suka mendengar nama Muhammad, bahkan aku pernah berniat untuk menyakitinya. Itu dulu, sekarang tidak boleh ada seorang pun yang boleh menyakiti Rasulullah. Kalau engkau berani menyakiti Rasulullah, maka langkahi dulu mayatku!" Lalu dijawab oleh Rasulullah SAW: "Duduklah wahai Umar. Ini urusan antara aku dengan Ukasyah". Ukasyah menuju ke hadapan Rasulullah.

Ali bin Abu Talib, sepupu sekaligus menantu Rasulullah SAW. Dia menghalangi Ukasyah sambil berkata: "Ukasyah, pukullah aku saja. Darah yang sama mengalir pada tubuhku ini wahai Ukasyah". Lalu dijawab oleh Rasulullah SAW: "Duduklah wahai Ali, ini urusan antara aku dengan Ukasyah". Ukasyah semakin dekat dengan Rasulullah SAW.

Tiba-tiba tanpa disangka, bangkitlah kedua cucu kesayangan Rasulullah SAW yaitu Hasan dan Husen. Mereka berdua memegangi tangan Ukasyah sambil memohon. "Wahai Paman, pukullah kami paman, kakek kami sedang sakit, Pukullah kami saja wahai paman, sesungguhnya kami ini Cucu kesayangan Rasulullah SAW. Dengan memukul kami, sesungguhnya itu sama dengan menyakiti kakek kami, wahai paman." Lalu Rasulullah SAW berkata: "Wahai cucu-cucu kesayanganku, duduklah kalian. Ini urusan kakek dengan paman Ukasyah". Begitu sampai di tangga mimbar, dengan lantang Ukasyah berkata: "Bagaimana aku mau memukul Engkau ya Rasulullah. Engkau duduk di atas dan aku di bawah. Kalau Engkau mau aku pukul, maka turunlah ke bawah sini!" Rasulullah SAW memang manusia terbaik. Kekasih Allah itu meminta beberapa sahabat memapahnya ke bawah. Rasulullah SAW didudukkan pada sebuah kursi, lalu dengan suara tegas Ukasyah berkata lagi: "Dulu waktu engkau memukul aku, aku tidak memakai baju, Ya Rasulullah."

Para sahabat sangat geram mendengar perkataan Ukasyah. Tanpa ber-lama-lama dalam keadaan lemah, Rasulullah SAW membuka bajunya. Kemudian terlihatlah tubuh Rasulullah yg sangat indah; sedang beberapa batu terikat di perut Rasulullah, pertanda Rasulullah sedang menahan lapar. Kemudian Rasulullah SAW berkata: "Wahai Ukasyah, Segeralah dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Nanti Allah SWT akan murka padamu." Ukasyah langsung menghambur menuju Rasulullah SAW, cambuk di tangannya ia buang jauh-jauh. Kemudian ia peluk tubuh Rasulullah SAW se-erat-eratnya, sambil menangis. Ukasyah berkata: "Ya Rasulullah, ampuni aku, maafkan aku; mana ada manusia yg sanggup menyakiti Engkau ya Rasulullah. Sengaja aku melakukannya, agar aku dapat merapatkan tubuhku dengan tubuhmu. Karena Engkau pernah mengatakan "Barang siapa yang kulitnya pernah bersentuhan denganku, maka diharamkan api neraka atasnya."Seumur hidupku aku ber-cita-cita dapat memelukmu. Karena sesungguhnya aku tahu bahwa tubuhmu tidak akan dimakan oleh api neraka. Dan sungguh aku takut dengan api neraka. Maafkan aku ya Rasulullah."Rasulullah SAW dengan senyum berkata:"Wahai sahabat-sahabat ku semua, kalau kalian ingin melihat Ahli Syurga, maka lihatlah Ukasyah! "Semua sahabat menitikkan air mata. Kemudian para sahabat bergantian memeluk Rasulullah SAW.

Allahumma'sholli 'alaa Sayyidina Muhammad.

Allahumma sholli 'alayhi wassalam.

Jumat Berkah, 23 Oktober 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Pencerahan nan bermanfaat. Barakallahu fiik

24 Oct
Balas

Allahumma'sholli 'alaa Sayyidina Muhammad.Masya Allah, kisah ini akan selau terkenang sepanjang masa. Barakallah

23 Oct
Balas

Allahumma' sholli'alaih

24 Oct

Subhanallah tulisan yang banyak mengandung hikmah, begitu terpujinya akhlak Rasulullah , semoga nanti di Yaumil Akhir kita semua mendapatkan safaatnya

24 Oct
Balas

Keren ulasannya, Bunda. Menyejukkan jiwa membacanya.. Salam sukses selalu. Barakallah

23 Oct
Balas

subhanaloh... kita ridu Baginda Rosul.....salam sukses bun

23 Oct
Balas

Keren Bu Ulasannya...Terimakasih sdh berbagi ilmunya...sukses selalu ya Bu

23 Oct
Balas

Barokallah bun... Ulasan nya begitu menyejukan, tulisan penuh ilmu, bermanfaat, salam sukses selalu

23 Oct
Balas

Berkali-kali saya membaca tulisan ini..airmata tidaknpernah bisa ditahan.... Subhanallah...sukses selalu Bunda...salam Literasi.Catatan. Mohon maaf, Sebaiiknya di ambil darimana sumbernya,agar dicantumkan.Untuk menghindari hal2 yang tidak diinginkan...

24 Oct
Balas

Allahumma sholli ala sayyidina muhammad wa ala ali sayyidina muhammad. Salam sukses selalu Bunda

24 Oct
Balas

Ulasan yang apik banget,bu. Inspiratif... Salam sukses,bu.

23 Oct
Balas

Alhamdulillah...terimakasi pencerahannya bund...salam ukhueah...salam literasi

24 Oct
Balas

Pemaparan yang sangat lengkap, salam literasi kawan mari kita saling berkunjung

24 Oct
Balas

Ulasan yang indah dan menyejukkan ...Rindu Rosulullah...salam sukses dan semangat.

24 Oct
Balas

Tulisan yang menginspirasi. Muhammad rasulullah. Salam sukses selalu, tetap semangat berkarya dan salam literasi

23 Oct
Balas



search

New Post