Tak Sanggup
Tak Sanggup
Tantangan Gurusiana #Menulis 60 hari (Hari ke - 58)
Panas terik siang itu aku mengunjungi mesin ATM untuk menarik tunai tapi hasilnya gagal dan gagal lagi. Ternyata expiration date di kartu ATM ku. Dalam info kartu yang kedaluarsa dianggap kartu sudah rusak. Terpaksa harus ke kantor BRI terdekat untuk mengganti kartu yang baru.
Sampai di depan kantor Bank nampak antrian yang sangat banyak, rasanya malas untuk menunggu antrian. Tapi aku tetap masuk untuk memastikan banyaknya antrian yang panjang itu. Dengan membaca running text bisa terlihat no antrian yang ada. Di atas meja teller tertulis no urut sudah 157, dan diatas customer service tertulis no antrian 95. Karena yang aku tuju di customer service maka aku mencoba melihat di mesin antrian customer service. Kupejet tombol, keluar no 100. Akhirnya aku ikut antri, karena hanya menunggu 5 orang saja. Terkesima saat mau duduk terliat orang-orang duduk tidak mematuhi protokol kesehatan. Aku menghampiri seorang security yang sudah kenal baik, sembari berkata “Mas, yang antri duduknya tidak mematuhi physical distancing!” Sudah saya tegur buk, tapi tetap saja tidak mau mentaati, jawab si satpam.
Akhirnya si satpam sambil mencarikan tempat duduk, menegur bapak-bapak yang duduk bergerombol. “Pak, physical distancing (jaga jarak), duduknya yang benar! "Pokoknya saya tidak sanggup, sampai kapan pun dan di mana pun aku tak sanggup melakukan physical distancing sama istriku." sahut seorang bapak dengan santainya tanpa merasa bersalah. Aku dan si satpam hanya mlongo mendengar jawabannya.
Pentigrafku, 11-8-2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen pentigrafnya, Bunda. Sukses selalu. Salam literasi
Sukses juga tik pak Dede,salam literasi.
Hikshikshiks...Itulah masyarakat kitaOrang yang berpendidikan juga banyak yang seperti itu.
Smoga segera sadar bunda....
Hehehe... Kereeeennnn abis critanya. Sukses...
Hihihihi si bapak. Aya aya wae.
Ha...ha..keren bnget pentigrafnya sangat menghibur bunda,saya sdh follow back ya salam kenal
Mksih singgahnya bun
He he gak mau dipisah dan terpisahkan. Mantap bunda.
He he gak mau dipisah dan terpisahkan. Mantap bunda.
He he gak mau dipisah dan terpisahkan. Mantap bunda.
He he gak mau dipisah dan terpisahkan. Mantap bunda.
He he gak mau dipisah dan terpisahkan. Mantap bunda.
He he gak mau dipisah dan terpisahkan. Mantap bunda.
He he gak mau dipisah dan terpisahkan. Mantap bunda.
He he gak mau dipisah dan terpisahkan. Mantap bunda.
Mksih,clik nya banyak sekali bunda...semangat ...
Waoooo...luar biasa,smoga sukses dan lancar bu
Hahaaa....namanya juga suami istri kereeen bunda...salam sukses
Ha ha ada-ada saja si bapak.. Mungkin karena suami istri katanya bisa seperti dirumah sendiri.. Keren ibu cantik... Salam santun
Hihihi, ada-ada saja si bapak. Salam literasi bu
Lha ya tho bu, sama istrinya dewe... Semangat bu... Ini hp sy bisa lagi
Alhamdulillah..smngat bunda.
Keren bun,salam sukses
Mantaaaappp
Mksih singgahnya .
Hihihi..gapapa donk ya suami istri. Sukses selalu .salam literasi.
Iyaaa ya..hhh
Hehe.... Setia....
Keren bu
Mksih hadirnya pak Kadi