JANGAN TUNGGU AKU

Tantangan gurusiana #Menulis 30 hari (hari ke - 9)

Ku takut pagi nan berseri tak datang lagi, beningnya tetes embun pagi, kuncup bunga bermekaran, semerbak harumnya bunga bunga, kicau burung nan merdu, cerahnya terik mentari mengawali dan mewarnai semangat pagi. Ku ayun sepeda tua bersama mereka menelusuri jalan sepi dengan udara segar bertabur sapa. Tanpa suara deru kendaraan, ku terus mengayun sepeda tua mengikuti arah kemana mereka melaju.

Rimbun indah bunga bermekaran di pinggir jalan menahanku tuk menghampirinya. kupetik biji biji yang telah menua. Sambil memandang bentangan sawah nan luas menghijau dengan beragam aktifitas para petani. Menyiram bawang merah, memetik Lombok, jagung, memanen padi dan ada yang membakar onggokan jerami. Terbuaian angan menambah rasa syukurku. "Tanah yang baik, tanaman tanamannya tumbuh subur atas izin Allah. Dan tanah yang tidak subur, tanaman- tanamannya hanya tumbuh merana. Demikian Kami mengulang tanda - tanda kebesaran (Kami) bagi orang - orang yang bersyukur". (Q.S Al - A'raf: 58). Tak kusadari kubersama sepeda tuaku kehilangan jejak, tertinggal jauh kemana mereka mengayun. Dalam kebingunganku berbalik arah sembari mengingat jejak yang telah kulalui.

Sampailah didepan rumah, sambil terengah engah peluh membasahi, kuteringat serombongan gowes. Kuambil smartphone dan kukirim pesan ” jangan tunggu aku”.