Back to Logic

Tantangan Gurusiana #Menulis 120 hari (Hari ke 109)

Setelah membaca buku yang berjudul “ ABIKU MEMANG BEDA” sebuah buku yang ditulis oleh anak berusia 12 tahun yang bernama Badiuzzaman Umar Humam yang akrab dipanggil dik Umar. Banyak ilmu yang kita dapatkan yang tak terduga dan tak pernah kita pikirkan sebelumnya. Buku Abiku memang beda betul-betul nasehat bagus kepada orangtua dalam mendidik anak-anaknya. Kita akan merasa didongengi adik Umar, anak SD yang menceritakan cara-cara sang Abi mendidiknya hingga menjadi seorang hafidz yang sukses juga menjadi seorang miliarder.

Salah satu kandungan yang sangat menarik yaitu tentang logika.

Logika dalam KBBI artinya pengetahuan tentang kaidah berpikir, atau jalan pikiran yang masuk akal.

Premis menurut KBBI artinya apa yang dianggap benar sebagai landasan kesimpulan kemudian; dasar pemikiran;alasan. Atau kalimat atau proposisi yang dijadikan penarikan kesimpulan di dalam logika.

Dalam menjaga logika kita wajib berhati-hati agar bisa berpikir lurus dan benar diantaranya adalah:

1. Kita harus benar-benar jernih membedakan fakta dan persepsi.

Premis atau apa yang dianggap benar itu dibangun dari fakta. Kalau premis dibangun dari persepsi yang terjadi hanyalah kebenaran untuk orang yang mengungkapakan persepsi itu saja. Banyak kita jumpai, disaat terjadi perdebatan seru, yang diungkapkan hanya persepsi masing-masing dibandingkan sebuah fakta. Maka yang terjadi adalah konklusi yang tidak jernih dan menimbulkan sebuah kebingungan.

2. Kita perlu berhati-hati ketika orang mengungkapkan argumentasi dengan bahasa yang terdengar asing atau ilmiah.

Banyak orang yang mengungkapkan argumentasi dengan bahasa yang nampak shopisticated, dengan istilah ilmiah supaya terdengar keren dan benar. Belum tentu istilah ilmiah atau berbahasa asing akan menjadi logis dan benar. Karena bahasa ilmiah tidak menjamin sebuah gagasan menjadi ilmiah.

3. Kita harus berhati-hati ketika ada orang beragumentasi dengan sangat meyakinkan.

Teriakan-teriakan yang penuh meyakinkan belum tentu merupakan sebuah logika yang benar, meskipun emosi kita sudah terlarut dalam sebuah teriakan yang lantang. Maka kita perlu hati-hati.

4. Kita harus berhati-hati ketika ada pihak dalam posisi minoritas mengungkapkan pendampat kepada pihak yang berkedudukan mayoritas.

Posisi minoritas yang mungkin nampak aneh, jangan disepelekan. Belum tentu posisi minoritas itu merupakan ungkapan atau logika yang salah.

5. Kita harus berhati-hati dengan desas-desus atau gossip dari orang ke orang.

Berhati-hatilah dengan sebuah gossip atau desas-desus yang tanpa disertai dengan bukti kebenarannnya. Bisa menjadi sebuah fitnah. Maka berhati-hati lah disaat mendapat berita atau laporan apapun. Jangan terbiasa mengandalkan laporan orang lain, meskipun itu orang yang sangat kau percayai, kalau belum melewati proses crosscheck, jangan memvonis itu sebagai premis.

6. Kita harus berhati-hati dengan sesuatu yang bisa dijelaskan tapi tidak bisa dilihat, diraba.

Sesuatu yang tidak bisa kita lihat dan kita rasakan jangan dianggap itu logika yang salah. Contoh keberadaan surga dan neraka, Allah dan malaikat-malaikatnya. Kita sebagai orang yang beriman sudah tidak meragukan lagi bahwa semua itu yang tidak pernah kita lihat dan kita raba, tetap yakin bahwa semua itu benar-benar ada.

Bukan bermaksud promosi, ingin memiliki buku dari dik Umar seorang Hafidz yang berhasil jadi penulis, dengan karyanya yang menjadi best seller bisa hubungi ( Fazar 082328625712)

Jumat Berkah, 3 September 2020