Henny Nurhasanah

Wanita kelahiran Kota Bumi Mina Tani ( PATI), ibu rumah tangga dengan pengalaman mengajar Bahasa Inggris sejak lulus kuliah th1991 sampai sekarang...

Selengkapnya
Navigasi Web
Ambyar di Tengah Persujudan

Ambyar di Tengah Persujudan

Ambyar di Tengah Persujudan

Tantangan Gurusiana #Menulis 90 hari (Hari ke – 84)

Hari Minggu, hari yang ditunggu-tunggu untuk melepas rasa penat dalam menjalankan rutinitas pekerjaan dan tugas kedinasan. Selama pandemi karena refreshing tidak bisa bebas mengunjungi tempat wisata maka gowes, bersepeda menghirup udara segar pagi hari adalah penggantinya.

Hari Minggu yang biasanya aktifitas gowes absen dulu, karena ingin berziarah mengunjungi makam-makam waliyullah yang ada di wilayah pantura, Jawa Tengah. Meskipun hanya merupakan amalan sunnah, ziarah sering aku lakukan, karena selalu mengingatkan kita akan kematian itu nyata, sehingga mengingatkan kepada akhirat dan akan menambah jalan kebaikan. Niat bulat untuk pergi berziarah meski di tengah pandemi dengan tetap mengikuti protokol kesehatan. Masker, hand sanitizer dan membawa bekal makanan dari rumah, dengan harapan bisa menikmati makan di alam bebas tanpa banyak kerumunan orang. Berangkat dari rumah pagi hari mulai berziarah dari Sunan Kudus, Sunan Muria, dan masih ada waktu mampir di makam Mbah Ahmad Mutamakkin Kajen Pati. Sampai di Kajen sudah menjelang akhir waktu ashar. Untuk sampai di rumah masih sekitar satu setengah jam kalau perjalanan lancar. Perjalanan pulang tidak seperti yang diharapkan, yang rencana bisa mandi di rumah dan bisa solat magrib juga di rumah tertunda. Waktu solat magrib perjalanan baru sampai di kota juwana, akhirnya harus ikut berjamaah di masjid besar alun-alun Juwana.

Suasana masjid tidak begitu ramai, aku dan suami mantab untuk mengikuti solat berjamaah magrib di masjid. Karena jamaah tidak begitu banyak , saya bisa memilih tempat di tempat wanita dan ambil di shaf nomer dua, dengan menempati tempat yang sudah ditandai. Saat rakaat pertama tiba-tiba seorang ibu di depan saya bersin berulang-ulang, aku mulai terganggu terbayang Covid-19, tidak lama ibu yang ada di sebelah kiri saya juga menyusul bersin-bersin, semakin tidak konsentrasi. Spontanitas terpikir solat adalah wajib, tapi menghindari penyebaran virus corona juga wajib, meskipun akupun tak tau bersinnya itu menyebarkan virus corona, ataukah cuman influenza. Akhirnya aku batalkan solatku aku mundur mengambil shaf yang paling belakang, dengan harapan jauh dari ibu-ibu yang bersin. Saya terlambat satu rakaat. Aku sudah merasa konsentrasi solat di shaf belakang. Tiba-tiba memasuki rakaat ketiga, mulai terganggu lagi ada seorang jamaah berjalan menempati sebelah kanan ku, sambil menggelar sajadah ada suara bersin lagi didekatku. Astagfirullah ….ternyata ibu-ibu yang pakai mekena warna hijau muda yang semula di depanku yang bersin-bersin tadi ikut pindah di shaf belakang. Konsentrasi ambyar yang kedua kalinya. Aku tak tau, ketakutan dengan yang namanya virus corona, sampai membatalkan solatku, yang akhirnya saya ketinggalan karena berpindah pindah tempat. Ya Allah…solat jamaah tak dapat, akhirnya aku mengulangi solat sendiri di pojok belakang. Jamaah di depan sudah tinggal beberapa ,saya baru menyelesaikan solatku. Habis solat saya langsung ke kamar mandi untuk mencuci muka, tangan dan kaki dengan sabun. Tak kepikiran kalau sedang ditunggu suami, saya lama di kamar mandi. Suami mencari di tempat solat wanita sudah tidak ada orang, HP di call , malah suara HP ada di dalam mobil. Aku keluar kamar mandi melihat suami sudah menunggu di depan pintu keluar. Aku menghampiri, sebelum kena marah, aku tersenyum dulu sambil cerita. Alhamdulillah suami tak jadi marah, mendengarkan cerita ku seperti kutu loncat di malam hari.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

efek corona jd gak konsentrasi ya bunda.

08 Sep
Balas

Keren Bu...salam literasi

07 Sep
Balas

Efek Korona kita harus waspada, jaga jarak.Mantap tulisannya. Terimakasih telah follow dan saya telah follow balik. Salam.

08 Sep
Balas

mantap.mendapat suami yang baik hati

07 Sep
Balas

Keren bu.. Keadaan sekarang ini harus selalu berhati-hati dan wadpada.. Kita tidak tahu dari siapa dan kepada siapa virus itu kan berpindah... Sukses selalu buat ibu cantik.. Salam santun

08 Sep
Balas

Keren...salam literasi

08 Sep
Balas

Cerpen keren Bunda Henny. Semangat berliterasi, sukses selalu.

08 Sep
Balas

efek rasa khawatir corona ya lebih baik menjauh bukan sengaja mantap bun

08 Sep
Balas

Pandemi sudah menimbulkan paranoid yang berlebhan,....Semoga pandemi cepat berlalu ya bu.

08 Sep
Balas

Begitu sulitnya kehidupan yang dijalani saat pandemi ini ya..bun. kebebasan yang terbelenggu... keren ceritanya bun.semoga Allah senantiasa menjaga kita dari virus yang menakutkan itu... aamiin yra. salam sukses selalu

07 Sep
Balas

Efek Korona jadi mawas diri, sukses selalu buk.

07 Sep
Balas

Ambyar tenan bu..sukses terus..salam

07 Sep
Balas



search

New Post