Hendro Kuncoro

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
BELUM SAATNYA UNTUKKU.....

BELUM SAATNYA UNTUKKU.....

# Tantangan hari ke-2

#tantanganGurusiana

BELUM SAATNYA UNTUKKU.....

Bunyi lantunan lagu Mars Sekolah terdengar, menandakan berakhir sudah kebersamaanku dengan para mujahid – mujahid muda dalam buaian taman surga. Bergegas kulangkahkan kaki menuju ruangan kerjaku meninggalkan kelas yang sudah riuh celoteh siswa sambil membereskan buku pelajaran. Senyum dan sapa selalu menghampiri saat setiap siswa berpapasan berlawanan arah tujuan denganku, sebuah kedamaian dan kebahagiaan yang selalu bisa didapatkan dari etika para siswa yang telah terbangun sejak lama.

Ditengah kesibukanku mengemasi buku dan perlengkapan mengajar untuk bersiap pulang, tiba – tiba datang seorang siswaku kelas X yang juga udah siap untuk pulang.

Aku tanya “ ada apa? Apa yang bisa dibantu?”.

“ Enggak pak , ini ada buah rambutan untuk bapak kebetulan di rumah lagi banyak berbuah, sebernarnya tadi pagi mau memberikan langsung ke bapak, Cuma nggak nyaman dengan guru – guru lain masalahnya cuma bawa sedikit pak .”. jawabnya sembari menyodorkan sebungkus plastik besar buah rambutan yang sudah dipisahkan dari rantingnya.

“ O..o bapak kira ada apa gitu, baik sekarang duduk dulu ya” tanpa kuterima bungkusan itu. Dia duduk di kursi ruang tamu ruang TU , meja kerjaku memang berada di ruang TU dan terpisah dengan ruang guru tempat guru - guru lain berada. Suasana sudah sepi , tinggal seorang staf TU yang masih lembur menyelesaikan tugas administrasinya.

“Bapak sebelumnya berterimakasih ya..telah repot – repot untuk membawakan hadiah buat bapak, namun begini.., tidak semua hadiah itu bisa diterima oleh si penerima, tergantung pada situasi dan kondisinya”. Saling memberi kepada sesama itu baik dan dianjurkan malahan , saat kita berlebihan kita bisa berbagi dengan lainnya sebagai salah satu wujud syukur kita atas rezeki yang kita dapatkan. Betulkan?”.

“ Hari ini ada sebuah pelajaran dan pengetahuan yang mungkin kamu belum ketahui seperti apa bapak biasanya jika menghadapi kejadian seperti ini, kalau kakak – kakakmu kelas XI dan XII mungkin sudah tahu dan mereka paham akan hal itu, walaupun dulu juga agak susah menerimanya”.

“ Begini , apabila ada siswa yang memberi hadiah ke bapak maka biasanya bapak tidak bisa menerima hadiah itu, bukan tidak suka dengan benda atau yang memberikannya, namun bapak belum dapat menerimanya”.

“ Tapi kenapa pak?”

“ Bapak akan menerima hadiah seperti ini dari siswa jika siswa tersebut sudah menjadi alumni atau sudah lulus, itu yang pertama. Kedua bapak akan menerima hadiah dari siswa jika bapak tidak tahu siapa yang memberikannya, kalau kakak – kakak kelasmu yang sudah tahu , mereka akan menaruh hadiah itu di meja bapak dengan menuliskan , ini untuk bapak dari siswa bapak, tanpa menyebut nama dan kelasnya, jadi bapak tidak tahu siapa yang memberi hadiah tersebut”.

“ Kenapa harus sudah yang Alumni dan tidak bapak ketahui siapa yang memberi , bapak mau mengambil hadiah itu?”. Dia tanyanya. “ Baik , begini kalau Alumni maupun masih siswa bapak namun bapak tidak tahu siapa orangnya maka tidak ada ketakutan bapak bahwa apa yang diberikannya adalah tidak ada maksud sekecil apapun untuk mengambil keuntungan dari itu semua. Namun jika siswa itu masih menjadi siswa bapak dan masih ada kepentingan dengan bapak terkait dengan pembelajaran maka bapak takut pemberian itu membuat bapak tidak bisa mengambil penilaian yang adil, ada rasa subyektif yang bisa mempengaruhi penilaian itu, walaupun sebenarnya niat pemberian itu tidak ada maksud apa – apa, namun buat bapak ketakutan dalam memberi nilai yang salah karena unsur balas budi, unsur balas kebaikan akan menjadikan apa yang bapak terima adalah salah satu contoh penyuapan walaupun niat pemberi bukan seperti itu”. “ Dan karena hal itu, hal yang semula baik dan halal buat bapak malah berubah menjadi tidak baik dan haram buat bapak”.

“Jadi mohon maaf bapak tidak bisa menerima hadiah ini ya, nanti kalau udah lulus, atau udah tidak lagi bapak mengajar di kelasmu baru bapak terima, bisa paham apa yang menjadi alasan bapak?”. “ Emm...paham pak,” jawabnya. Kemudian aku melanjutkan “ Tapi ini untuk bapak saja, kalau kamu mau ngasih ke guru lain dan mereka mau ya itu hak masing – masing untuk mengambil keputusan ya...”. Kemudian Dia pamit dengan membawa bungkusan itu kembali, entah dikasihkan ke guru lain atau teman – temannya aku juga tidak tahu. Semoga tetap istiqamah untuk bisa berpegang teguh pada keyakinan dimana tidak semua orang meyakini itu adalah benar ...

Belum saatnya untukku....

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Smg besoknya dia taruh rambutan itu dimeja pak Hendro dengan tulisan utk Bapak dr siswa bapak heheh

03 Feb
Balas

Udah sering untuk anak2 yang udah paham kalau mau ngasih hadiah ke saya

04 Feb

Keren Pak...atau bilang ke siswa bpk suruh antar ke Smanda utk bu ilfa pak

03 Feb
Balas

Iya..ya bisa juga bu

04 Feb



search

New Post