Analisis Sosiologi Sastra DramaPelangi karya Nano Riantiarno
Drama “ Pelangi” yang dipentaskan oleh teater Thermal ini bercerita tentang keinginan Diana untuk menikah dengan Hasan dan konflik terjadi ketika keinginannya tersebut ditentang oleh Siska, kakak pertamanya. Diana menikah dengan Hasan tanpa persetujuan Siska dan berangkat ke Banjarmasin dan situasi akhir cerita berakhir dengan kematian sang mama. Mama adalah janda yang memiliki empat orang anak yang sudah beranjak dewasa yaitu Siska, Rody, Gina dan si bungsu Diana. Diana mengatakan kepada sang mama bahwa ia sudah mempunyai calon suami yang akan datang untuk menikahinya. Mama menyetujui niat putrinya tersebut untuk segera menikah dengan seorang dokter bernama Hasan. Namun, niat Diana untuk menikah tidak mulus lantaran Siska, kakak pertamanya tidak senang terhadap niatnya untuk menikah. Meskipun mama dan Rody, kakak ketiganya telah mendukung niatnya tersebut. Siska melarang Diana untuk menikah karena Ia ingin adiknya fokus kuliah dan lulus menjadi sarjana. Siska dan Gina bekerja banting tulang hanya untuk membiayai sekolah Diana.
Di dalam pertunjukan drama “Pelangi” terkandung beberapa konteks sosial tentang realitas yang terjadi di masyarakat antara lain : Pertama, Keributan yang dapat mengganggu tetangga, dalam drama ini diceritakan pasangan muda Norma dan Ferry yang selalu bertengkar setiap hari dengan suara yang keras hingga mengganggu para tetangganya. Hal ini bertambah semakin parah karena tinggal disekitar kompleks dengan rumah yang hampir tak ada jarak antara rumah yang satu dengan yang lain. Tampak adanya ketidaknyamanan mama dan oma tinggal di kompleks yang selalu ada keributan setiap hari. Hal ini banyak juga terjadi di masyarakat, terutama masyarakat yang tinggal di kompleks perumahan yang hampir tidak ada jarak antar rumah. Sedikit saja terjadi keributan disalah satu rumah, maka akan terdengar di rumah tetangganya. Dan itu sangat mengganggu ketentraman si tetangga. Bahkan kejadian ini tak jarang dapat menimbulkan keributan baru antar tetangga.
Kedua, terdapat anggapan bahwa menikah muda banyak menimbulkan banyak masalah. Adanya tokoh simbolis Norma dan Ferry dalam drama ini yang memicu munculnya anggapan tersebut. Hal ini tempak pada prolog berikut ini. Mama: “ Norma dan Ferry. Itulah akibatnya kalau kawin terlalu muda,selalu cekcok, tidak pernah tentram”. Dari prolog tersebut muncul anggapan bahwa menikah muda hanya akan banyak menimbulkan masalah. Realitas ini pula yang berkembang di masyarakat. Menikah di usia yang terlalu muda dianggap sebagai pilihan yang akan menimbulkan masalah dalam rumah tangga. Anggapan ini muncul karena banyaknya pasangan nikah usia muda yang tidak bisa saling mengontrol emosinya yang masih relatif sangat tinggi. Akibatnya percekcokan dan pertengkaran pun tidak bisa dihindarkan.
Ketiga, relitas sosial bahwa istri harus patuh pada suami ditunjukan tokoh Diana dan Hasan. Setelah menikah dengan Hasan, Diana kemudian mengikuti suaminya pindah ke Banjarmasin. Hal ini menunjukan realitas sosial yang terjadi di masyarakat. Istri setelah menikah harus tunduk dan berbakti kepada suaminya. Wujud bakti seorang istri kepada suaminya yakni mengikuti suami dan meninggalkan rumah keluarganya.
Di dalam pertunjukan drama “ Pelangi” juga terkandung beberapa konteks budaya tentang realitas yan terjadi di masyarakat, antara lain : Pertama, larangan melangkahi kakak perempuan dalam pernikahan. Pertentangan Siska atas niat Diana menikah memicu adanya anggapan ini. Larangan itu muncul karena adanya ketidaksetujuan Siska jika Diana menikah terlebih dahulu dengan alasan harus menyelesaikan pendidikannya sampai gelar sarjana. Jika melihat lebih dalam ada perasaan kecewa seorang kakak perempuan dilangkahi menikah oleh adik perempuannya. Kemudian, adanya anggapan perawan tua acapkali disematkan pada diri Siska. Pada sebagian masyarakat, hal ini merupakan sesuatu yang tabu jika adik melangkahi kakaknya dalam pernikahan.
Kedua, adanya tradisi melamar sang wanita kepada keluarganya. Hal ini dilakukan oleh Hasan dan perwakilan keluarganya (Surun) ketika datang kepada keluarga Diana untuk melamarnya. Pada acara lamaran, keluarga calon mempelai pria mendatangi keluarga calon mempelai wanita untuk melamar putri keluarga tersebut untuk menjadi istri putra mereka. Biasanya dengan membawa seserahan atau barang bawaan untuk calon mempelai wanita. Kemudian, keluarga calon mempelai wanita mempunyai hak untuk menentukan diterima atau tidaknya lamaran tersebut.
Adapun nilai moral dan nilai sosial yang dapat dipetik dari pertunjukan drama “Pelangi” ini. Nilai moralnya yaitu meskipun berbeda pendapat, jangan sampai menyelesaikan masalah dengan cara bertengkar. Kita harus bisa saling menghargai perbedaan pendapat dan menyelesaikannya dengan jalan yang sebaik mungkin. Hal ini sangat penting untuk tetap menjaga keharmonisan tali silaturahmi baik didalam keluarga maupun didalam masyarakat. Sedangkan nilai sosialnya yakni kesadaran untuk setiap pasangan bahwa bertengkar berlebihan dengan suara keras dapat mengganggu ketentraman tetangganya, terlebih dengan kondisi kompleks perumahan yang hampir tidak ada jarak antara rumah yang satu dengan rumah yang lain. Dengan menjaga diri dari keributan yang berlebihan akan dapat menjaga keharmonisan bertetangga.
Secara sosiologi sastra, pengkajian drama “Pelangi” ini memuat beragam konteks sosial budaya kemasyarakatan serta nilai-nilai yang ada di masyarakat. Konteks sosial adalah seorang istri yang harus patuh dan berbakti kepada suami, usia pernikahan muda banyak menimbulkan masalah dan keributan yang dapat mengganggu tetangga. Sementara konteks budaya yang terkandung antara lain tradisi melamar dan larangan melangkahi kakak perempuan dalam pernikahan. Semua konteks itu dapat kita jumpai penerapannya di masyarakat.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar