Kasih yang Tulus (2)
Beberapa jam kemudian pasien yang habis jatuh tadi sudah kembali dari ruang bedah dan ditempatkan di samping Paksu lagi di ruang observasi pasien.
Anak remaja itu kelihatannya sangat sedih dan risau. "Sejak jatuh ibu belum pernah mau buka mata apalagi bicara. "ucapnua di sela-sela isak tangisnya.
Saya yang sedang menemani Paksu terenyuh menyaksikan pemamdangan memilukan itu. Bagian pelipis di kepala saya lansung terasa agak tegang sebelum air mata tak terbendung lagi. Saya merasakan betapa kasih anak itu sangat tulus pada ibunya. Saya sangat yakin kalau begitu juga cinta dan sayang ibunya kepada dirinya.
Alhamdulillah, Paksu sudah agak baikan. Sudah bisa duduk. Puyengnya sudah banyak berkuramg di banding pertama fertigonya kambuh.
Pihak rumah sakit mendatangi kami dengan kereta dorong hendak memindaahkan Paksu ke kamar perawatan.
"Bapak akan dpindahkan ke kamar perawatan syaraf." Walau sedikit kaget, namun saya langsung mengemasi barang-barang kemudian menyisul Paksu yang sudah didorong oleh petugas rumah sakit.
Bersambung
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar