Kebaikan VS Keburukan

Karakter dalam *kehidupan manusia dikelompokan* menjadi tiga sifat. Dimana *masing-masing* sifat dapat mengindentifikasikan prilaku kondisi manusia yaitu :

*Pertama* prilaku diterapkan sifat karakter *yang tidak baik*. Dimana amal perbuatan *selalu merugikan* orang lain. Selalu menempatkan *kesempatan dalam kesempitan* orang lain.

*Kedua* prilaku yang *labil* dengan menerapkan *opoturnis*. Kadang memperlihatkan sikap berbuat *baik maupun sebalik* nya. Hanya mencarikan keuntungan sesaat.

*Ketiga* prilaku diterapkan dengan predikat baik. Dimana *Ucapan dan Perbuatan* dilakukan selalu konsisten. *Tuntunan dan tatanan* menjadikan panutan *sikap karakternya*.

Kemajemukan *sifat karakter* manusia merupakan mayoritas *kelompok pertama* penghuni didunia. Dimana *kelompok* ini dikatakan masih dikuasai oleh *Kebodohan*.

Belum mampu untuk menggerakan *Akal Sehatnya*. Kelompok ini mengutamakan *kepentingan dunia* adalah segala-galanya. *Orang tidak* baik biasa selalu merasakan dirinya yang terbaik.

Karakter senang *mencelakakan* orang lain adalah *pekerjaan* nya. Tapi mampu mengalirkan *Aura Positip*. Dalam hal memberikan *bantuan* tetapi mempunyai pamrih, adalah *kelompok kedua*

Kelompok kedua merupakan *orang yang baik*. Tetapi dengan uang mampu *menjelek-jelekan* orang lain sebagai pekerjaan. *Berbeda* dengan orang yang dikatakan *'benar'* dalam bertindak

Tidak akan pernah *menyalahkan dan menunjukan* kesalahan orang lain *didepan umum*. Bijaksana adalah pasti *mendahulukan* kepentingan orang lain. Dimana kelompok diindikasikan *nomer 3*

*Karakter* yang menginginkan orang lain *menjadi lebih baik*. Pasti mampu memberikan tauladan. Dimana *kebahagiaan* itu bukan yang senang *memperlihatkan* orang lain menderita.

*Kebaikan dan keburukan* dipastikan akan selalu ada. Dan tidak akan bisa dihilangkan salah satunya. *Kebaikan dan keburukan* selalu berjalan beriringan. Ibarat dua sisi dalam *satu koin* mata uang.

Tunjukan yang *dikatakan baik* itu benar. Dan apa yang *dibenarkan* itu adalah *masuk akal*. Serta yang *dinyatakan salah* itu tidak sesuai dengan *tatanan dan tuntunan*.

Adanya *keburukan* dipastikan berdampingan dengan *kebaikan*. Dan suatu *kesalahan* dibiasakan akan mengerti *kebenaran*. Hidup merupakan pilihan *bagaimana menyikapi* adalah hak nya.

Terserah *pribadi* yang mampu untuk menentukan *pilihan*. Kalau kebaikan dikata *lebih dominan* dibandingkan keburukan. Maka tidak akan ada diindikasikan *Penderitaan, Kesengsaraan dan malapetaka*.

Semboyan *Tata Titi Tentrem serta Rahayu* merupakan tujuan utama nya. *Insyaa Alloh* mendapatkan jalan untuk *Kebahagiaan dan Kenyamanan serta Keindahan* sesuai dengan Ridho Nya

Hidup ini *dikatakan* sederhana. Tidak perlu merasakan ngiri *(cemburu)*. Dimana milik orang *dibiarkan saja*. Apalagi sampai meinginkan untuk *menguasai*.

Bahwa *rezeki* sudah ada yang menentukan *ukuran nya*. Dan tidak memungkinkan *tertukar* dengan orang lain. Hanya *Ridho Alloh* Rabbal’allamin yang memberikan *Barokah*.

Sikap merasakan untuk *bersyukur* dengan segala sesuatu yang dimiliki. Dengan daya *upaya* untuk memperjuangkan sepenuh hati. Sehingga satu *kebaikan* yang lebih besar serta *positif*.

Jangan terus menyesalkan keputus-asaan *apa yang telah hilang*. Tetapi sikap mefokuskan pada Jatidiri, *apa yang telah dimiliki*. Bahagia itu merupakan *sikap kemandirian* adalah karakter pribadi

*Tebarlah kebaikan* walaupun dimisalkan bukan pada tempatnya. Dimana karakter *kebaikan dapat dikatakan* takkan pernah sirna dimanapun tertanam.

Selagi masih sempat menebarkan jalan *Ibadah sholat malam*. Insyaa Alloh akan membukakan *tunas aktifitas* dipagi harinya. Dan semangat baru muncul selalu dalam menjalankan roda pencari rizeki.

Semoga Rabbal’allamin memberikan *Ridho Nya* untuk semua dalam keadaan *sehat, bahagia dan bersyukur selalu*. Aamiin Yaa Robbal 'Alaamiin.

Tetap semangat selalu

Oleh Bpk Hendro