Sekian lama aku menunggu....

Syair lagu itu seperti mengingatkan aku untuk kembali bangkit menulis. Sudah setahun lebih , tepatnya satu tahun sepuluh bulan sejak tulisan pertamaku di gurusiana. Tahun lalu lembur tiga malam kejar target yang tertunda.

Kali ini aku bergabung dengan kelas DKI 8 yang diadakan oleh MGMP Bahasa Indonesia Provinsi DKI Jakarta, di mana aku bernaung bersama teman-teman satu mata pelajaran. Keinginan untuk bergabung dengan tujuan untuk kembali membakar semangatku untuk menulis lagi. Ternyata peminatnya sangat banyak maka tempat untuk kegiatan diubah di Belleza di daerah Permata Hijau. Kalau dihitung jarak pasti jauh, tetapi itu tak menghalangiku untuk tetap berangkat.

Sabtu biasanya jatahnya untuk belanja mingguan , hari ini aku menuju Belleza. Bus way menjadi pilihan . Hal yang sangat membuatku malu terjadi hari itu di dalam bus way. Ceritanya dari pakai grap karena tidak memakai jaket aku menutup kepalaku dengan tutup kepala yang biasa diberikan oleh pihak grap. Sampai terminal langsung tancap gas lari menuju pintu masuk tiket karen bus sudah mau berangkat. Tanpa menoleh kiri kanan aku duduk manis dalam bus. Sambil iseng melihat sekeliling . Aku merasa ada yang ganjil. Rasanya semua mata menatapku dengan pandangan aneh. Aku coba tetap tenang tapi tidak bisa. Masih aku berfikir apa ada yang salah?

Secara tak sengaja aku menatap pembatas kaca bus way. Betapa kaget dan malunya. di sana ada bayangan kepalaku masih mengenakan tutup kepala warna hijau produk grap. Duh ...demi mengejar bus way untuk ke pelatihan menulis aku sampai tidak sadar akan hal itu. Dengan cepat kutarik tutup kepala itu dan kumasukkan dalam laci ransel sambil memasang muka tak peduli.

Sampai di tempat bertemulah aku dengan teman-teman se MGMP. Tambahlah semangatku. Aku menempati sudut belakang sayap kanan. Ketemu juga teman baru yang cukup banyak. Materi sudah mulai kali ini dengan pendampingan Ibu Istiqomah yang sangat bersemangat sama halnya dengan Pak Ikhsan. Ide menulis yang sudah muncul semalam menjadi api untuk mulai menulis . Buku harus jadi. Apapun alasannya harus terbit supaya bisul menulis itu meletus.