Hartono _

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Seribu Detik

dering bel menandai dimulainya waktu

hening pagi mulai terusik, riuh rendah tawa siswa

dari balik jendela kelas yang kusam

tiga puluh detik berlalu

namun aku masih enggan beranjak

terdiam dalam keheningan

enam puluh detik berikutnya,

aku melebarkan senyum

membalas obrolan tentang cinta

tentang anak, tentang keluarga, tentang sekolah

menghilangkan sisa kantuk yang masih melekat

dua ratus empat puluh detik berlalu

ketua kelas mulai resah

mondar-mandir memberi tanda

aku sudah ditunggu di kelas

ah, aku masih enggan

terlalu manis untuk tepat waktu

kulihat mereka juga belum beranjak

masih sibuk dengan obrolan

membiarkan siswa mulai bertanya-tanya

sembilan ratus detik berlalu, aku terkesiap

menyadari siswa yang mulai teriak

horeee tidak belajar! horeee guru tidak masuk!

secepat kilat kugapai buku pelajaran

bergegas menuju kelas

seribu detik berlalu

di dalam kelas mereka bertanya

mengapa ibu terlambat?

bolehkah kami telat ke sekolah?

ibu korupsi waktu,

lalu hening,

seperti bel sekolah belum berbunyi

#aksarajiwa_6

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Alhamdulillaah, puisinya mantap, keren, sukses selalu pak Hartono

24 Mar
Balas

Terima kasih, semoga Bu Zuyyinah sehat selalu.

24 Mar

Kereeen dan indah puisinya pak Hartono, sehat dan sukses selalu pak

24 Mar
Balas

Terima kasih, sehat selalu utk ibu

31 Mar



search

New Post