Pantun dan Pot Bunga
seribu mawar layu
terkurung dalam pot bunga yang rapuh
dan bunga-bunga kertas terbang tertiup angin
bersama debu tanah yang memerah jalan
sungai kehidupan kini mengalirkan banjir
meracun anak cucu dengan tuba bauksit
juga kerasnya granit
terasa menghimpit di antara makam yang kian sempit
tiada lagi tanah tersisa untuk berpijak
bahkan untuk sekedar membuang sisa tinja
kita harus meminjam tanah tetangga
saling klaim tiada akhir berujung pada hak penguasa
di batas kota, aku menatap gerbang tetangga yang megah
seakan mengejek kita yang kalah
meski dua keris dan pantun menjadi mantera pencegah
pongah mereka tetap menikam tajam
di pantai ini
debur ombak tak lagi merdu
sunset indera sakti memancarkan romansa suram
berganti temaram senja
dan riuh rendah anak manusia
mengaburkan kumandang adzan
di pantai ini kenangan terkubur
tenggelam bersama keong dan anjing laut
ke dalam timbunan tanah dan batu
ya! mereka telah membenamnya
mencipta mercu tanda
dalam kesemrawutan ambisi dan harga diri
#aksarajiwa_9
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Cakeeep pantunnya, Pak. Salam literasi
Terima kasih, tapi itu puisi Pak. Pantun dan Pot Bunga itu hanya satir kepada penguasa.
Pantunnya keren
Terima kasih, namun yang saya tulis itu puisi bukan pantun. Salam literasi.
Terima kasih, namun yang saya tulis itu puisi bukan pantun. Salam literasi.
Keren puisinya. Salam literasi.
Terima kasih, Bu. Salam literasi.