GBS MEYERANGKU
Part 5
"Umi, kaki ayah ngilu sekali tolong dipijat-pijat " pintaku
" Iya ayah, umi akan pijat" jawab istri.
Kaki dan tangan sepertinya sudah tidak bisa kuangkat lagi dan bahkan tidak bisa digerakkan. Rasa ngilu terus kurasakan hingga tak kuat lagi untuk menahannya. sementara dokter belum juga menanganiku. Semenjak pagi hari tak ada asupan makanan yang masuk ke tubuhku sementara tubuh semakin tak berdaya.
" Umiiiiiii.....ngilu sekali , tolong panggil dokter" pintaku.
" Iya ayah" jawab istriku.
Istriku bergegas menemui dokter " dokter tolong suami saya kakinya ngilu sekali sudah saya pijat, tetapi tidak hilang rasa ngilunya" pinta istriku. " Sebentar saya ambilkan obat untuk menghilangkan rasa ngilu" jawab dokter.
Dokter bergegas mengambil obat, setelah obat didapati dokter langsung menemuiku. " Ini obatnya tolong diminum mudah- mudahan rasa ngilunya hilang" kata dokter. " Terimakasih dok" jawab istriku. Obat kemudian dimasukkan kemulutku oleh istriku karena aku sudah tidak kuat lagi untuk memegang sesuatu.
Alhamdulillah perlahan-lahan Redah dan hilang rasa ngilunya" kata hatiku. Tidak lama minum obat dokter yang menangani mendatangiku. " Ayo....kita bawa ke zona merah untuk segera ditangani" kata dokter. Zona merah merupakan zona penyakit yang penangananya cukup serius, karena dihuni oleh pasien-pasien kondisi kronis. Istri dan suster mendorong tempat tidurku.
Disepanjang jalan aku melihat satu persatu pasien yang sedang dirawat diruang IGD, karena untuk sampai ke zona merah harus melewati zona yang lain.tidak beberapa lama aku sampai di zona merah. Aku ditempatkan agak kepojok ruang karena ruangan zona merah banyak sekali pasien yang berobat itupun posisi ku masih dijalan belum keruang yang disekat dengan hordeng.
" Nah tuh ada yang keluar masuk ruang ICU" kataku dalam hati. Langsung saja aku menjadi penghuni berikutnya. Aku langsung ditangani para suster memasang alat infus ditanganku. Kemudian dokter meminta ku untuk tarik napas " coba pak tarik napas dan tahan lalu hitung" perintah dokter. Akupun menghitung nya sampai angka ke dua belas selanjutnya tidak kuat. " Bapak harus memakai oksigen karena bapak menahan napas nya dibawah standar" kata dokter. " Tidak usah dok....masih kuat " timpal ku. " Bapak kalau tidak pakai oksigen bisa gagal napas nanti" kata dokter mempertegas. " Iya deh dokter ......dokter lebih tahu dari saya" jawabku.
Para suster kemudian memasang oksigen dan beberapa alat lainnya ditubuhku . Aku panik sehingga napasku tidak seirama dengan oksigen yang masuk." Napasnya jangan seperti itu, pelan-pelan karena oksigen akan membantu nya" kata suster. Setelah aman dokter dan suster meninggalkan aku dan istriku.
Tepat jam 12 malam Jum'at lidahku tertarik kedalam berbarengan dengan itu suaraku hilang sama sekali dan seluruh tubuhku tak bergerak kecuali kepala,mata yang masih bergerak sementara otakku tidak apa-apa. Istriku menjerit serta cemas " Ya Allah , ayaaaaaa......hhhhhj" jeritan istriku sambil memelukku ( bersambung .... ngga kuat air mata tiba-tiba menetes......) .
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar