NALURI GURU BK
Pada tanggal 11 bulan 11 tahun 2017, si ganteng jagoan pamungkasku berulang tahun ke-6. Dari kemarin dia terus merajuk ingin kue ulang tahun dan dapat kado. Pas hari H aku sibuk persiapan pokja ulangan umum sehingga harus lembur dan menjemput si ganteng menjelang senja. Sedangkan ayahnya pergi ke Bandung mengantar A Arul lomba lintas alam bersama temannya.Tak tega rasanya melihat si ganteng pas hari ulang tahunnya tak ada acara apapun.
Untunggnya ayah tak lama di Bandung, sehingga hari ini (12-11-2017) si ganteng bisa dibahagiakan. Sore ini aku bersama keluarga kecilku merayakan ulang tahun si ganteng jagoan pamungkasku. Semalam aku bungkuskan kado-kado yang mewakili Aa Arul, kakak Aril, ayah dan dari bunda tentunya. Kue ulang tahun sudah siap, kado-kado juga siap dan kami meluncur ke rumah makan di suatu tempat yang nyaman.
Perayaan sederhana kami gelar. Mulai dari tiup lilin, potong kue dan kasih kado berjalan dengan hidmat. Si ganteng nampak bahagia dan menikmati perayaan ulang tahunnya. Waktu awal datang dia terus merajuk bilang lapar, karena suguhan tak kunjung datang. Setelah dapat kado, dia asik membuka kado sehingga laparpun hilang. Jatah makannya dihabiskan oleh ayah.
Saat kami menikmati hidangan, terjadi huru hara di meja sebelah. Rekan mereka ada yang pingsan. Beramai-ramai mereka menggotong rekannya yang pingsan di toilet. Mereka sangat sibuk dan nampak cemas. Ada yang bagian ngipasin, ada yang melepasin lensa kontak, ada yang cari kotak lensa kontaknya, ada yang sibuk nyari kayu putih hingga harus beli dulu ke mini market terdekat, ada yang hilir mudik gak jelas. Nampak sekelompok remaja itu cemas.
Awalnya aku hanya melihat dan mendekat. Naluri sosialku tumbuh manakala melihat kondisi mereka begitu cemas dengan rekannya yang pingsan dan tak tahu apa yang harus dilakukan. Sebagai pembina PMR, aku sedikitnya tahu penanganan pasien yang pingsan. Naluriku langsung mengajakku untuk tidak tinggal diam. Aku mendekat dan mencoba mengatur posisi pasien dengan benar. Untuk yang pingsan posisi kepala harus lebih rendah daripada posisi kaki. Pakaian yang menghambat pernapasan harus dilonggarkan.
Aku kolaborasikan dengan metode terapi EFT yang pernah aku pelajari walaupun jarang digunakan. Sedikit ragu aku untuk mempraktekannya karena lama tidak digunakan. Dengan niat iklas menolong orang, aku bismillah memberikan pertolongan pertama dengan terapi EFT. Setelah aku lakukan EFT ada reaksi dari pasien, dia langsung menangis dan rekannya menjadi tambah kalut. Aku coba yakinkan mereka bahwa rekannya baik-baik saja. Aku terus lakukan tapping EFT sesuai tahapannya. Pasien nampak ada perubahan, dia mulai rileks dan akhirnya mampu posisi duduk. Aku akhiri terapi dengan memberikan pijatan lembut di pundaknya dan membisikkan kata,”nanti curhat ya sama teman kamu!”
Sewaktu di terapi EFT, reaksi awal dia menangis adalah pesan emosi yang terpendam. Dia pingsan bukan semata kondisi fisik melainkan lebih karena tekanan emosi. Sehingga aku sarankan dia untuk curhat kepada temannya. Aku sampaikan juga kepada temannya, supaya dia diajak curhat. Remaja tersebut terkaget-kaget dan berkata,”Ko ibu bisa tahu sih dia ada masalah?” aku hanya tersenyum dan berkata,”iya tahu aja,.” Disinilah naluri seorang guru BK berperan, peka dengan kegalauan remaja, hemm.
Rupanya mereka anak-anak SMK yang baru selesai ujian sehingga kondisi stres menimpa rekannya, ditambah dia sudah beberapa hari puasa terus katanya. Mungkin juga remaja itu sedang menghadapi masalah yang dia pendam sendiri sehingga kondisi stres ujian memicu munculnya emosi yang tertahan. Akhirnya muncul penyakit psikosomatis (penyakit fisik yang disebabkan oleh kondisi psikologis).
Sekelompok remaja tersebut sangat lega melihat kondisi rekannya yang sudah kembali sadar. Mereka mengucapkan terima kasih atas bantuan yang aku berikan. Ada menyiratkan rasa kagum mereka terhadapku, hemm geer deh aku. Kemudian mereka pergi meninggalkan rumah makan.
Ada rasa lelah setelah memberikan terapi EFT terhadap remaja tersebut. Air satu gelas besar aku habiskan saking hausnya. Dan aku kembali bersama keluargaku.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar