HARTINI

Guru BK di SMP Negeri 1 Kadugede Kuningan Jawa Barat. Mimpi besarnya ingin menulis buku yang bisa menembus penjualan bestseller. Sebagai Kartini zaman now yang ...

Selengkapnya
Navigasi Web
HARI GURU YANG MENGHARU BIRU

HARI GURU YANG MENGHARU BIRU

Hari ini Sabtu, 25 November 2017 OSIS SMPN 1 Kadugede menggelar perhelatan akbar memperingati “HUT PGRI yang ke-72 dan Hari Guru Nasional (HGN)”. Diawali dengan seremoni upacara bendera. Biasanya upacara bendera setiap hari Senin dilaksanakan oleh para siswa. Upacara hari ini lain dari biasanya karena khusus untuk memuliakan para guru. Petugas upacara dilaksanakan oleh Bapak/Ibu guru. Beberapa hari sebelumnya Bapak/Ibu guru begitu semangat latihan untuk menjadi petugas upacara. Hari ini Bapak/Ibu guru action menjadi petugas upacara. Saat upacara berlangsung ada beberapa kesalahan kecil yang dilakukan oleh Bapak/Ibu guru, sehingga mengundang gelak tawa guru yang lain juga siswa. Namun hal tersebut tidak mengurangi kehidmatan jalannya upacara. Api semangat berkobar saat kepala sekolah sebagai pembina upacara menyampaikan amanatnya. Idealisme dan semangat nasionalisme dibakar hingga menyala-nyala dihati setiap peserta upacara.

Selepas upacara bendera dilanjutkan dengan pesta peringatan HUT PGRI dan HGN. Para pengurus OSIS mempersiapkan segala sesuatunya termasuk properti yang digunakan. Agak alot persiapan yang dilakukan sehubungan properti pendukung cukup banyak dan ribet. Setelah siap semuanya, anak-anak semua berada di depan kelas masing-masing dan Bapak/Ibu guru berjejer di koridor kantor guru.

Acara diawali dengan sambutan-sambutan. Ketua panitia (ketua OSIS) melaporkan secara singkat maksud dan tujuan dilaksanakannya kegiatan peringatan HUT PGRI dan HGN. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan Bapak Kepala Sekolah dan sambutan ketua PGRI Cabang Kadugede.

Setelah sambutan dilanjutkan acara sungkeman, anak-anak OSIS membentuk pormasi di lapang. Satu per satu anak-anak menjemput Bapak/Ibu guru dan dipersilahkan duduk di kursi yang sudah disediakan di lapang. Setelah semua guru duduk di kursi yang di sediakan, anak-anak penjemput bertekuk lutut menyalami Bapak/Ibu guru yang dijemputnya masing-masing. Saat acara sungkeman, ada seorang siswa yang menjadi narator mengungkapkan kata-kata terima kasih atas bimbingan dan didikan guru serta permohonan maaf atas ucapan dan tindakan yang membuat guru jengkel dan seterusnya. Bapak/Ibu guru juga siswa tak ada yang tak terharu bahkan ada yang menangis sesenggukan karena yang membawa narasi begitu menjiwai. Selesai narasi dari siswa dibalas narasi oleh guru diwakili oleh saya. Saya mewakili guru mengucapkan terima kasih atas kemuliaan yang diberikan oleh mereka dengan peringatan hari ini dan permohonan maaf bila selama mendidik mereka cukup keras dan menegur dengan kata-kata yang menyakitkan. Semua itu dilakukan dengan penuh cinta demi kebaikan anak didik semua. Saat mengucapkan narasi, siswa yang menjadi MC dan narator tiba-tiba sungkem dipangkuan saya sambil menangis sesenggukan. Hal itu membuat terkejut, karena diluar skenario. Narasi saya sedikit tersendat, dada terasa tersekat dan lidah terasa kelu, air matapun tak mampu dibendung. Ucapan narasi sedikit meleok-leok karena menahan haru yang mengharu biru. Suasana semakin sendu dan air mata tak mampu dibendung. Saat acara sungkeman keluar aura yang penuh haru, jiwa-jiwa yang ikhlas menyelimuti suasana sekolah hari ini.

Selepas sungkeman dilanjutkan dengan tiup lilin dan potong tumpeng oleh Kepala Sekolah serta diakhiri dengan penerbangan balon gas. Kemeriahan semakin terasa saat kembang api dinyalakan dan taburan kertas kecil disemprotkan ke udara. Kami semua menikmati acara ini dan diakhiri dengan hiburan musik.

Disaat yang lain menikmati musik, anak-anak "sholeh" menghampiriku dan memberikan kue tar sambil menyalamiku seraya berucap,"Ini khusus buat ibu dari kami anak-anak reseh = remaja "sholeh", maafkan kami bu sudah banyak menyusahkan ibu". Kalian jadilah anak yang lebih baik dan belajar yang giat,"jawabku lirih. Tak disangka begitu perhatian anak-anak ini terhadap guru BK, mungkin karena mereka sering membuatku "riweuh" dengan tingkah lakunya. Saat berada di kantor guru, datang lima orang anak perempuan yang "sholeh" juga mereka langsung memelukku erat sambil menangis,"Maafkan kami bu, sudah banyak nyusahin ibu." Elusan sayang dikepala mereka dan ucapan lirih kuucapkan,"Terima kasih kalian menunjukkan rasa sayang sama ibu, semoga kalian bisa lebih baik lagi ke depannya." Insyaa Allah, sebagai guru BK selama ini selalu berusaha bekerja dengan hati dan mudah-mudahan menyentuh hati anak muridku.

Sepuluh tahun yang lalu, saya menggagas acara ini dan sampai saat ini acara seremoni masih dilaksanakan. Ada rasa bangga ketika konsep kita dimanfaatkan dan bahkan berkembang lebih bagus lagi. Konsep awal yang sederhana namun ada pakem-pakem yang tetap dipertahankan itu yang membuat acara ini hidmat. Saya berharap acara seperti ini perlu dipertahankan dan mungkin dikembangkan untuk menumbuhkan rasa cinta dan rasa hormat murid pada gurunya. Selamat Hari Guru, jasamu kan kukenang selalu. Semoga paparan ini memberikan insfirasi buat Anda.

Kuningan, 25 November 2017. Pk. 18.45

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post