BELAJAR DARI SEBUAH BUKU (Bagian 10)
BELAJAR DARI SEBUAH BUKU (Bagian 10)
Tantangan ke-295
Jadwal kuliah yang padat hari ini cukup menyita waktu dan tenagaku. Apalagi hari ini sudah masuk jadwal minggu ke-7. Tentu saja banyak hal yang perlu diinformasikan kepada mahasiswa, di samping materi sesuai modul yang ada. Namun hal itu tidak mengurangi semangatku untuk terus mengais ilmu lewat sebuah buku yang telah setia menanti dari pagi. Buku ini memang cukup tebal, jadi kuangsur mempelajarinya satu per satu. BAB demi BAB. Sehingga mudah untuk kupelajari dan kupahami. Setelah menyelesaikan berbagai tugas dan tanggungjawabku, maka kuambil posisi nyaman untuk berkosentrasi. Jauh dari hal-hal yang bisa mengganggu.
Kumulai membuka bagian yang menjadi giliran untuk kubaca hari ini. “Bersyukur Atas Nikmat Allah”. Itu judul dari bagian ini. Tinggal beberapa bagian lagi, aku bisa menamatkan buku ini. Berharap berikutnya dapat lagi membeli buku baru untuk dipelajari. Semakin aku belajar, semakin terasa banyak kekurangan diri ini. Sehingga aku termotivasi untuk selalu belajar dan semoga dapat mengimplikasikannya sedikit demi sedikit dalam menjalani kehidupan ini.
“Jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” (QS. Ibrahim ayat 14). Inilah kalimat pertama yang ditulis pengarang dalam bagian ini. Sebenarnya kalimat ini sudah sangat sering kita dengar dan kita ucapkan. Namun pertanyaannya, sejauh mana kita telah mengamalkannya. Teramat banyak nikmat yang Allah berikan kepada kita. Bahkan terkadang melalui perantaraan manusia lain. Namun tidak setiap manusia menyikapinya dengan baik. Ada yang betul-betul merasa bersyukur atas nikmat yang diperolehnya. Namun sebaliknya ada juga yang menganggap sebagai hal yang biasa dan berlalu begitu saja. Lebih parahnya, ada lagi manusia yang justru mendapatkan rezki, malah marasa kurang puas, sehingga melakukan bentuk perbuatan seperti kecewa, mengumpat dan lain sebagainya. Hal ini dapat kita perhatikan dari ucapan dan perbuatannya. Ini menggambarkan sikap seseorang yang tidak pandai bersyukur. Semoga kita dijauhkan dari sifat yang tidak baik ini.
Selama hidup, maka selama itu pula sebenarnya manusia sedang menghirup energi pemberian Allah SWT. Selama itu pula kita menerima segala nikmat Allah. Namun terkadang kita sering lupa dan baru menyadari ketika Allah telah menguji kita. Tidak ada satu manusia pun di dunia ini yang luput dari nikmat dan karunia Allah tanpa terkecuali. Inilah bentuk manifestasi dari sifat rahman-Nya terhadap setiap makhluk-Nya di dunia ini. Tetapi kasih-Nya di akhirat teruntuk bagi hamba-Nya yang Mukmin. Merekalah yang berhak menerima dan mendapatkan kasih sayang Allah di akhirat kelak.sesuai dengan amalan selama hidup di dunia fana ini.
Allah tidak pernah mengharapkan balasan apa pun atas semua pemberian-Nya. Dia hanya meminta kita bersyukur dan menggunakan nikmat yang telah diberikan secara baik yaitu secara fungsional dan proporsional. Allah telah memerintahkan malaikatnya untuk mencatat segala amal baik dan buruk yang dilakukan manusia. Kemudian akan diberikan balasan yang setimpal sesuai amalannya masing-masing. “Maka barangsiapa yang mendapat kebaikan, maka hendaklah ia bersyukur, dan barangsiapa yang mendapatkan selain itu, maka janganlah sekali-kali menyalahkan kecuali dirinya snediri”. (HR. Muslim). Jangan pernah kita menggerutu, kecewa, mengumpat atas apa yang kita alami. Sebab semua adalah atas izin Allah SWT, sebagai bentuk balasan dari perbuatan kita sendiri. Apalagi menyalahkan orang lain dan mencari pembenaran atas diri sendiri.
Kita pun tidak perlu bangga dengan segala amal ibadah yang telah kita lakukan. Sebab semua itu kita lakukan pada hakikatnya adalah untuk diri sendiri. Semua ibadah yang kita lakukan adalah sebagai bentuk manifestasi rasa syukur kita kepada Allah SWT. Kasih sayang Allah terhadap hamba-Nya tidak berbatas. Jauh melebihi kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya. Sementara aturan yang digariskan kepada manusia atas nikmat dan karunia Allah adalah wujud rasa syukur semata. Wujud penghambaan seorang manusia terhadap sang khalik.
Lima Puluh Kota, 9 Mei 2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen resensinya, Bunda. Salam literasi
Makasih Pak
Luar biasa
makasih Bu
ulasan yang menarik bu