Hardjani

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Korona Datang Tak Diundang Merampas Impian

Masih kuingat peristiwa datangnya Korona di negeri tercinta Indonesia, tepatnya di bulan April 2020, saat itu aku baru datang dari kota Klaten kampung halamanku. Ibuku sakit sehingga kami bertiga, aku dan dua anak perempuanku pulang untuk menjenguk ibuku, dengan naik kereta ekonomi kami menikmati perjalanan panjang dari kota Banyuwangi menuju kota Klaten, sepanjang jalan kami bercanda tertawa menikmati keindahan persawahan yang kami lalui. Perjalanan dua belas jam serasa begitu cepat kami lalui, selepas magrib kami tiba di stasiun Klaten. Kami melanjutkan perjalanan ke rumah ibuku dengan naik grab, sepulih menit perjalanan kami sudah sampai di rumah ibu.

Selepas membersihkan badan kami menemui ibu yang terbaring lemah di kasur, kulihat wajah pucat ibu namun kulihat kegembiraan terpancar saat melihat kami bertiga datang. Ibu mau makan dan semangat hidupnya bangkit kembali. Tiga hari menunggui ibu sebenarnya kami belum puas, sayang hari Minggu kami harus pulang. Karena di hari Senin dua anak gadisku harus masuk sekolah dan akan mengikuti ujian tengah semester demikian pula aku, harus masuk kerja karena di SMPKU tempat aku tugas juga akan dilaksanakan ujian tengah semester apalagi aku menjadi panitia ujian, tentu saja aku harus datang lebih awal untuk mempersiapkan segala sesuatunya.

Minggu malam tepatnya 12 April 2020 pemerintah mengumumkan bahwa untuk sementara waktu pembelajaran diliburkan karena pandemi Korona mulai merajalela. Senin kami tetap masuk sekolah, soal-soal sudah tertata rapi demikian pula ruangan yang akan kami gunakan untuk ujian. Setelah mengadakan rapat kecil antara panitia ujian/ kurikulum dan kepala sekolah kami memutuskan untuk membagikan soal-soal ujian itu ke anak-anak kemudian anak-anak dipulangkan. Ujian tidak jadi dilaksanakan di sekolah tapi dikerjakan di rumah masing-masing.

Sebuah peristiwa yang tidak pernah kami bayangkan sebelumnya jika kami akan belajar dari rumah hingga batas waktu yang tidak kita ketahui. Tidak hanya belajar dan bekerja di rumah semua aktivitas hanya baik kita lakukan dari rumah. Kegembiraan anak gadisku membayangkan studi wisata ke Jakartapun sirna karena satu hari sebelum keberangkatan pemerintah telah mengeluarkan lockdown. Baju baru yang telah dipersiapkan di koper, segala peralatan dan makanan kecil yang telah terbeli menjadi penantian yang tak pasti.

Hari lebaranpun menjadi lebaran yang membisu, sholat Ied di kerjakan di rumah tidak ada silaturahmi ke rumah-rumah apalagi untuk mudik ke kampung halaman menjadi suatu hal yang jauh dari impian. Bahkan hingga bulan September ini aku cuma bisa menahan rinduku untuk berjumpa dengan ibuku. Untuk pulang takut membawa virus diperjalanan yang membahayakan ibu tersayang. Oh..korona semoga engkau segera berlalu agar semua kerinduan umat di dunia segera terobati, kerinduan tuk bersekolah, kerinduan tuk bersilaturahmi, kerinduan tuk menjalani kehidupan seperti semula lagi. Geliat ekonomi tumbuh lagi, bersalaman, bekerja kelompok, bergotong- royong menjadi kegiatan yang menyenangkan untuk kita nikmati.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Impian ... semua mimpi bisa bersua keluarga ... namun itulah kenyataan yang harus diterima... moga Ibunda memahamikondisi kita Bunda......salam literasi... sekalian boleh tanya?... Klaten mana Ibunda tersayang...

20 Sep
Balas

Terima kadih komennya bunda. Saya Klaten Kecamatan Wedi bunda.

27 Sep
Balas



search

New Post