PENTIGRAF. BELUM REZEKI

Sebuah keindahan tersendiri saat menyaksikan matahari tenggelam menjelang senja. Pak Tejo diusianya yang sudah tidak muda lagi punya hobi memelihara burung. Berbagai macam burung dipelihara.Pulang kerja yang dilihat dulu adalah burung-burung kesayangannya.Setiap hari sebelum berangkat kerja waktunya habis untuk memberi makan menyediakan semua kebutuhan peliharaannya dengan teliti dan sabar satu persatu.

“Bunda,wis jodoh sihitam sudah bertelur, kata Pak Tejo dengan senangnya.mengawali ceritanya pada minggu pagi yang cerah.Biasanya minggu pagi menengok sawah menunggu orang menyiangi padi atau sekedar jalan-jalan untuk membuang kejenuhan selama satu pekan berkutat dengan pekerjaan yang tak ada habisnya.Alhamdulillah,ada tiga telurnya lanjut Pak Tejo raut wajahnya sumringah bahagia.Rupanya usaha menjodohkan sihitam berhasil sudah bertahun-tahun dengan sabar dan telaten Bapak satu anak ini merawat dan beternak burung.Mulai dari kenari, cucak hijau,murai batu,lawbert dan masih banyak lagi peliharaannya.

Sudah dua pekan sihitam angrem rupanya Pak Tejo sangat ingin tahu perkembangannya. Sabtu sepulang kerja bapak satu anak ini tak dapat menahan dirinya untuk tidak melihat sihitam.Dibukanya rumah sihitam dan masuklah Pak Tejo terbesit ingin memfoto untuk ditunjukkan ke teman-temannya.Tanpa disadari pintu rumah sihitam belum tertutup rapat,wer...seketika itu siinduk telah terbang lepas bebas.Ya Allah,teriak Pak Tejo dengan penuh sesal diraut wajah yang terlihat sangat sedih. Karena si hitam telah meninggalkan telur dan Pak Tejo yang lesu tak bertenaga karena menyesal.Bu Tejo tahu suaminya bersedih dengan bijak mengatakan kalau belum rezekinya dan Allah yang menentukan semua.

Banyuwangi, 26 oktober 2020