JUGA BURUH

Oleh: Hanifatul Susmiyah

Fitria mengirim lamaran kerja ke pabrik sepatu. Seminggu kemudian mendapat panggilan. Ternyata Fitria diterima. Mulailah Fitria bekerja di pabrik tersebut. Rata-rata karyawannya berdomisili sekitar pabrik. Hanya Fitria yang rumahnya di kota lain. Sehingga dia harus kost.Sebagai karyawan baru, Fitria harus bisa menyesuaikan diri. Karena teman-temannya tidak begitu ramah. Sering kasak kusuk menggunjing Fitria.

Saat menelepon ibunya, Fitria curhat. Dia menceritakan teman kerjanya. Banyak yang tidak suka dengannya. Masalahnya karena dia pendatang. Ibunya menasehati, tidak perlu dimasukkan hati. Fitria harus bersabar. Disarankan juga agar dibacakan Alfatikhah. Tujuannya agar temannya menjadi baik. Tidak terus menerus menggunjingnya. Nasehat itu dilakukan oleh Fitria.

Selang tiga hari, seperti biasa Fitria ke pabrik. Begitu masuk ke pabrik, temannya bergerombol. Mereka membicarakan Fitria. Ada saja yang digunjingkan. Fitria terpancing emosi. Meskipun teringat nasehat ibunya. Langsung Fitria berkata, “Hai, kalian juga buruh sama dengan saya, jangan berlagak seperti juragan”. Spontan temannya diam seribu basa. Segera semuanya kembali ke tempat masing-masing. Fitria lega, temannya tidak lagi berkomentar. Besoknya ibunya ditelepon. Ibunya menanyakan tentang sikap temannya setelah dibacakan Alfatikhah. Dengan santai Fitria mencerrtakan kejadian kemarin. Ibunya tidak bisa berkomentar.