Pelayanan bimbingan dan konseling membantu peserta didik dalam pengembangan di berbagai aspek bidang kehidupan yaitu pribadi, sosial, belajar, dan karier. Di samping itu juga memfasilitasi pengembangan peserta didik secara individual maupun kelompok. Dalam memfasilitasi pengembangan tersebut menyesuaikan dari sisi bakat, minat, serta potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Tidak kalah penting membantu dalam mengatasi berbagai kelemahan ataupun hambatan yang dihadapi peserta didik di sekolah. Saat ini peserta didik berada pada era disrupsi yang dihadapkan pada sebuah permasalahan yang kompleks.

Sebelum melaksanakan layanan bimbingan dan konseling, guru BK hendaknya mempersiapkan perangkat, bahan layanan dan media yang digunakan di kelas. Dalam mengembangkan media BK guru memanfaatkan keterbaharuan teknologi (Daston, L., & Galison, 2017). Usia SMP merupakan periode peralihan operasional konkret menuju formal, sehingga masih terdapat batasan dalam membayangkan konsep yang abstrak (Ahmad, 2014). Untuk mengatasi hal ini, perlu adanya media interaktif yang mengandung teks, gambar (foto), film (video) dan lain sebagainya yang dapat mempermudah peserta didik dalam mencerna konsep abstrak.

Penggunaan media merupakan suatu keharusan bagi guru karena dengan media, proses layanan menjadi lebih efektif dan efisien. Selain itu media juga bisa menyeimbangkan kecepatan belajar yang berbeda-beda dari setiap siswa (Fajarwati, 2016). Tujuan umum dari media adalah sebagai perantara dan memudahkan dalam berkomunikasi (Saputra, 2017). Konsep asbtrak yang disampaikan melalui kata verbal menyebabkan peserta didik memahami pengetahuan dalam bentuk kata tanpa paham makna yang terkandung dalam kata tersebut. Maka diperlukan pengalaman siswa yang konkret agar tidak mengalami salah makna (Indriana, 2011).

Pengalaman peserta didik dapat diperoleh melalui media. Media merupakan kebutuhan primer dalam kegiatan pembelajaran karena dapat digunakan untuk mengirimkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan keinginan peserta didik untuk belajar (Sumiati, 2008). Media pembelajaran sangat diperlukan pada waktu pengenalan konsep karena sebagai penghantar pesan.(N. Y. Sari & Putra, 2018). Pendidikan dan teknologi merupakan satu kesatuan. Pendidikan akan melahirkan tekhnologi, dan teknologi akan memajukan pendidikan (Priscylio, 2019). Revolusi industri 4.0 menuntut adanya penyetaraan teknologi dalam berbagai bidang. Selaras dengan perkembangan zaman, perkembangan teknologi juga merambah ke segala bidang, tak terkecuali bidang pendidikan (R. U. Sari et al., 2020).

Media sngat membantu kegiatan belajar mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Guru dapat menggunakan atau membuat media yang sesuai dengan materi yang diajarkan, kondisi peserta didik dan kondisi sekolah. Media pembelajaran yang biasa digunakan oleh guru misalnya e-portofolio, animasi, pageflip, edmodo, edumedia, appypie, power point, kartu bergambar, flash, scrapbook dan komik. Media cenderung dapat digunakan dalam berbagai strategi dan model pembelajaran di kelas. Media yang digunakan harus dapat membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah dikembangkan oleh guru misalnya meningkatkan literasi sains, berpikir kritis, berpikir kreatif dan inovatif. Media yang saat ini banyak dikembangkan oleh guru untuk dapat diakses oleh siswa di luar kelas. Sehingga sangat membantu kegiatan belajar baik kondisi daring maupun luring.