HALIMATUSSAKDIYAH

Aku hanyalah hamba Allah yang masih jauh dari kata sempurna. Aku mengabdikan diriku di SMAN 1 Banyuwangi sebagai guru Matematika. Jauh dari urusan tulis menulis...

Selengkapnya
Navigasi Web

OBROLAN SEBELUM SARAPAN

Senyum dulu sebelum membaca...

       Ku buka tirai jendela rumahku. Terlihat matahari mulau memancarkan snarnya, ditemani tiupan angin yang begitu besar membuat suasana pagi nan sejuk.

       Terdengar suara sapu tetangga yang menyapu latar rumahnya. Suara sutil penggorengan tetangga belakang rumah mulai terdengar juga. Terdengar juga obrolan dari tetangga sebelah.

       Minggu pagi yang cerah ini ku awali dengan membersihkan kamar lalu menyapu bagian dalam rumah. Setelah itu langsung go....ke dapur. Memasak nasi, menghangatkan lauk, dan...seterusnya.

      "Assalamualaikum". ku dengar ucap salam. "Waalaikum salam" ku jawab yang munculnya dari luar rumah.

      "Untung ya dik (Sapaan sayang suamuku padaku) tadi malam Erma sudah menjenguk Pak Yazid". Erma adalah anakku yang sulung, dia sudah berkeluarga dan memiliki satu orang anak, Aisyah Ayla Aalina Hasyim namanya. Sedang Pak Yazid adalah Ustaznya Ayla. Beliau masih muda sekitar 39 tahun begitu usianya. Beliau sering sakit. Terakhir aku dengan kabar dari Erna dia sakit lambung. 

      "Emang kenapa yah" (sapaan sayangku pada suamiku). " Ya allah... Umur ya dik, gak ada yang tahu kapan kita dipanggil". " Emang kenapa dengan Pak Yazid?". Tanyaku sedikit memaksa dan mulai penasaran.

      "Beliau meninggal dik, baru saja diumumkan di mushollanya Pak Yazid". Ayah tadi pagi memang ke rumah Erma. Kebiasaan rutin setiap Minggu pagi, cuman pagi ini aku nggak ikut.

      "Innalillahi Wainnalilaihi Roji'un" Aku kaget bercampur heran dan tidak percaya. Dua minggu yang lalu, aku masih melihatnya ketika aku lewat depan rumahnya. Masih terlihat sehat. Herannya lagi, usianya masih muda, lebih muda dari menantuku. Beliau memiliki dua orang anak. Setahuku yang besar sudah sekolah di SD dan yang kedua sepantaran Ayla, cucuku.

      "Makanya yah..." Kulanjutkan obrolanku. Kita harus selalu jaga kesehatan, makan makanan yang sehat, istirahat yang cukup dan jangan berpikir yang berat-berat", kataku seolah-olah menggurui suamiku. "Nggih dik..." jawabnya dengan wajah yang masih terlihat heran dengan kematian ustaz Yazid.

      "Satu lagi yah...". "Apa?". Jangan pernah bosan berbuat kebaikan, sekecil apapun kebaikan itu, dan ikhlas yah, karena hanya itu yang akan kita bawa menghadap Sang Ilahi Rabbi.

      Ketika kami sedang asyik ngobrol sambil memasak. E...e...e...yup. Kompornya mati. Untung tahu yang aku goreng sudah matang. Kuakhiri obrolan dan kami lanjutkan dengan menyantap sarapan pagi dengan lauk tahu goreng, sambal mangga dan kuah soto. Gak Met ya.

Mohon maaf... yang penting menunya sehat.

      

 

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Siip ... salam literasi ..

14 Sep
Balas

Untung tahunya sdh matang hehehe sukses selalu

15 Sep
Balas

Cerita yang keren Bunda Halima

15 Sep
Balas

Menarik ceritanya bu

13 Sep
Balas

Makasih ibu... Komennya. Masih belajar menulis ibu. Mohon kritikan, saran dan arahannya nggih.

13 Sep



search

New Post