Hafizni Ansyarina

Salah seorang pendidik di MTsN 3 Sijunjung Sumatera Barat. Ibu dari 2 orang putera dan 1 orang Puteri ini sedang menempuh pendidikan magister (S.2) di UMSB....

Selengkapnya
Navigasi Web
PENYAKIT YANG PALING DITAKUTI RASULULLAH SAW

PENYAKIT YANG PALING DITAKUTI RASULULLAH SAW

Tagur 365 (6)

Ketika kita mulai mengejar dunia, dibuktikan dengan ambisi dengan jabatan, kekuasaan, harta yang tidak pernah cukup, akhirnya memunculkan sikap serakah, tamak dan ingin menang sendiri. Saat inilah mulai penyakit spiritual yang serius. Cinta dunia iti seperti minum air garam yang tidak pernah ada puasnya. Mengejarnya seperti berenang di danau buaya pasti sangat berbahaya. Orang yang mencarinya seperti binatang buas rakus dan rakus. Sehingga sampai dikatakan oleh Rasulullah SAW “ kalau seandainya manusia memilki dua lembah maka akan berangan-angan memiliki yang ketiganya, dan tidak akan puas sebelum masuk ke tanah kuburan dan mulutnya dimasuki oleh tanah kuburan” (H.R Muslim).

Berdasarkan hadits di atas, jelaslah bahwa salah satu sifat manusia ini tidak pernah merasa puas. Dalam riwayat lain diceritakan, bahwa Nabi Muhammad SAW pernah berdiri di depan para sahabat dan berkata: “Bukan kemiskinan yang aku takuti untukmu, tapi apa yang aku takuti untukmu adalah dunia akan dihadirkan untukmu seperti yang telah disajikan untuk mereka yang sebelum kamu, lalu kamu akan bersaing untuk itu, dan itu akan terjadi, menghancurkanmu, sama seperti itu menghancurkan mereka.” (Ibn Majah)

Ada dua naluri yang dianugerahi Allah kepada manusia, yaitu mencintai dunia dan akhirat. Saat keduanya dihadapkan untuk dipilih, maka yang dipilih itulah yang lebih dicintai. Meskipun begitu, janganlah kita terlalu berlebihan mencintai dunia. Bagi siapa yang memenuhi hatinya dengan rasa butuh yang terus bertambah dan bekerja sambil berlari mengejar dunia tanpa henti, adalah yang terlalu berlebihan dalam cintanya pada dunia. Tujuan kita bukanlah menjadi sekaya, atau sekuat, atau senyaman mungkin dalam hidup ini. Hidup ini hanyalah sarana menuju akherat di mana apa yang kita lakukan di dunia akan menentukan posisi kita di hadapan Allah.

Allah SWT pun mengingatkan kita dengan tegas sebagaimana firmanNya:

بَلْ تُؤْثِرُونَ ٱلْحَيَوٰةَ ٱلدُّنْيَا

Artinya: “Sesungguhnya kalian (wahai manusia), mementingkan perhiasan dunia atas kenikmatan akhirat,” (QS al-A’la Ayat 16)

Jika penyakit fisik menghancurkan tubuh, maka penyakit spiritual menghancurkan jiwa. Inilah penyakit yang paling ditakutkan Rasulullah SAW.

Untuk itu, marilah kita jadikan akhirat sebagai tujuan akhir karena Rasulullah bersabda, “Siapa menjadikan akhirat sebagai tujuannya, Allah memberikan kekayaan dalam hatinya, mengumpulkan semua usahanya, dan dia akan dihampiri dunia walaupun dia enggan. Dan siapa menjadikan dunia sebagai tujuannya, Allah menjadikan kefakiran di depan matanya dan menceraiberaikan usahanya dan tidak dibagikan dunia kepadanya, kecuali yang sudah ditakdirkannya.” (HR At Turmudzi).

Sijunjung, 10 Januari 2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Nasihat berharga untuk kita semua Bunda. Salam literasi.

10 Jan
Balas



search

New Post