DUA HAL PENYEBAB AZAB KUBUR (Kelihatannya spele)
Tagur 13
Sebuah hadist yang mengandung pelajaran bagi kita semua dan disaksikan langsung oleh Ibnu Abbas.
Suatu hari Nabi SAW lewat di dua kuburan, lalu beliau bersabda “Sesungguhnya ke dua orang dalam kuburan ini sedang diazab Allah, mereka diazab bukan karena dosa besar. Sesungguhnya mereka telah melakukan dosa besar. Namun yang satu ini, dia diazab dalam kuburan ini disebabkan tidak menjaga dirinya dari percikan buang air kecil. Yang satu lagi diazab karena suka bergosip dan menghasut orang lain. Lalu kata Ibnu Abbas, Nabi SAW menyuruh sahabatnya mengambil dua pelepah kurma. Kemudian yang satu dipatahkan menjadi dua. Patahan itu diletakkan di setiap kuburan tersebut. Maka sahabat bertanya, ya Rasulullah, kenapa engkau melakuakn hal ini?. Nabi SAW menjawab, semoga Allah SWT meringankan azabNya, selama pelepah kurma ini tidak mengering”.
Dalam hadits ini dijelaskan bahwa dua perbuatan ini dianggap remeh. Yang pertama diazab disebabkan karena tidak menjaga najis yaitu percikan air kencing. Kedua diazab karena suka bergosip dan menebar fitnah. Kebanyakan orang mengaanggap dua perbuatan itu adalah hal yang remeh/ spele, namun kata Nabi SAW dua hal itu merupkan kebanyakan manusia diazab dalam kubur.
Khusus untuk kita, kebanyakan tidak menjaga percikan air kencing dilakukan oleh para laki-laki. Sedangkan bergosip dilakukan oleh kebanyakan wanita. Hal ini harus kita perhatiakn, karena
Dalam kitab Arruh Ibnul Qayyim. Dalam sebuah hadits dijelaskan. Setelah jenazah diletakkan di kuburan. Maka malaikat memukul mayat. Kemudian mayat berkata, hai malaikat kenapa engkau memukulku tanpa menyebutkan kesalahan?. Malaikat menjawab “Kami diperintahkan Allah SWT untuk memukulmu disebabkan engkau telah melakukan dua dosa, yang pertama engkau salat tanpa bersuci. yang ke dua selama hidup di dunia engkau membiarkan saja kemungkaran, engkau tahu tentang itu tapi engkau tidak mau membantu orang terzalimi, sedangkan engkau mampu untuk mencegahnya.
Dalam pandangan agama, ini sangat perlu diperhatikan. Salat tidak akan sah jika percikan najis ini tidak dibersihkan dengan benar.
Kita hendaklah memerhatikan adab dan etika buang air kecil ini. Sering kita lihat di tempat berwudu’, namun tidak bersuci dengan benar.
Kemudian“Orang Islam yang baik dalam beragama adalah yang tidak mengganggu orang lain dengan dosa lisannya”. Maksudnya orang yang beriman adalah yang menjaga lidahnya agar tidak mengganggu orang lain.
Jadi, bentuk dari ketaqwaan kita pada Allah, melalui meningkatkan kualitas ibadah kita pada Allah SWT. Perhatikan adab dan etika buang air kecil. Jika ada melihat orang yang buang air kecil tidak benar, kita wajib untuk menegurnya. Demikian juga jika melihat orang yang bergosip dan menebar fitnah. Wajib sesama muslim untuk saling mengingatkan.
Jadi, sebagai muslim yang beretika, dapat dilihat dari sikapnya yang tidak merugikan orang lain. Hendaknya termotivasi bagaimana cara mengamalkan agama dengan benar. Semoga hal-hal yang kecil jangan dianggap remeh dalam agama, sebagaimana dijelaskan dalam hadits di atas. Untuk itu perlu kehati-hatian dalam mengamalkan agama ini. Wallaahu a’alaam.
Sijunjung, 7 Pebruari 2022
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar