AKIBAT BERHAJI DENGAN UANG HARAM (1)
Tagur 8
Setiap muslim yang sudah mampu secara fisik dan materi diwajibkan untuk menunaikan ibadah haji. Tentu predikat haji mabrur merupakan impian setiap muslim yang telah melaksanakannya.
Namun bagaimanakah jika uang yang digunakan berasal dari uang haram?. Misalnya uang hasil korupsi atau mencuri?. Maka dalam kitab Fathul bahri karya Alhaj Ibnu Hajar, syarah sahih Bukhari dijelaskan bahwa yang dimaksud haji mabrur adalah yang diterima oleh Allah SWT. Karena hajinya dilaksanakan dengan benar dan bersungguh-sungguh, serta dari uang yang halal.
Dalam kitab Fathul bahri juga dijelaskan bahwa, jika naik haji menggunakan uang haram, maka hajinya tidak diterima Allah SWT. Bahkan pelakunya tidak mendapatkan pahala sama sekali, justru mendapatkan dosa. Karena Allah hanya menerima sesuatu yang halal. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “Sesunggunya Allah itu baik, tidak akan menerima sesuatu kecuali yang baik” (H.R Muslim).
Jika seorang mengucapkan “Labbaikallahummaa labbaik, maka penghuni langit menjawab, Allah menyambut dan menerima seruanmu dan semoga kamu bahagia. Perbekalanmu halal dan pengangkutanmu halal, maka hajimu mabrur tidak dicampuri dosa”.
Sebaliknya jika uang haram yang dibawa, dia mengucapkan Allaahumma labbaik. Maka penghuni langit berseru, tidak diterima kunjunganmu dan engkau tidak berbahagia. Perbekalanmu haram dan belanjaanmu juga haram maka hajimu makzuur. Mendatangkan dosa dan sama sekali tidak diterima” (H.R Tabrani).
Bahkan ulama mengatakan haji dengan uang haram hukumnya tidak sah. Maka hajinya akan sia-sia saja.
Berikut ini adalah beberapa kisah orang yang naik haji dan umrah. Seperti dikisahkan oleh Muthawwif tentang (seorang ulama kondang asal Jawa).
Dalam cuaca dingin bulan Desember, travel umrah ternama ini berkunjung ke Tanah suci untuk melakukan umrah selama 9 hari. Muthawwif yang sudah lama menetap di Mekah ini merasa aneh melihat tingkah laku kiyai tadi. Ketika kakinya menginjak lantai, kiyai itu langsung mengangkatnya. Seakan berjalan di atas duri. Sesekali kiyai mengangkat kaki dan menggosok kakinya. Muthawwif menyangka kaki kiyai sakit dan tidak nyaman melangkahkannya.
Namun saat tiba di depan ka’bah prilakunya makin aneh. Tiba-tiba dia membuka kain ihram yang dikenakannya. Kemudian kain itu langsung diletakkan di lantai. Lalu dia melangkahkan kakinya dia tas kain ihram. Orang lain menyangka, bahwa kiyai ini seperti anak kecil yang sedang bermain. Padahal cuaca hari itu sejuk dan nyaman.
Keanehan kembali terjadi saat thawaf, kiyai berlari dengan cepat serelah beberapa meter dia melempar kain ihram ke lantai lalu menginjak-injaknya. Telapak kakinyapun diusap.
Karena penasaran sang muthawifpun memberanikan diri menanyakan langsung. Tak disangka jawaban kiyai di luar dugaan. “Saat telapak kakiki menginjak masjidil haram, aku merasa berjalan di atas bara api, ini sangat menyakitkan, panas”. Saya tidak tahan denagn lantai masjidil haram, lalu saya membuka kain ihram sebagai alas kaki. Panasnya seperti bara api.
Kemudian muthawwifpun bertanya apa yang dilakukan sang kiyai sehari-hari. Ternyata kiyai adalah orang yang hoby minta bantuan atas nama agama demi kepentingan pribadinya. Ia sering memakan uang dari para dermawan untuk membangun pondok pesantren yang diasuhnya. Ini sudah menjadi kebiasaannya, walaupun sedikit uang dari para dermawan dimakannya. Namun setelah kejadian aneh ini, kiyai bertaubat dan berjanji akan meninggalkan perbuatan buruk tersebut.
Dari kisah ini dapat kita ambil I’tibar agar benar-benar menggunakan uang yang halal untuk berhaji. Wallaahu a’laam.
Sijunjung, 2 Pebruari 2022
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kisah yang menginspirasi untuk kesucian hati. Salam sukses Bunda
Betul banget, berhaji hendaknya dengan uang yang halal suci. Salam literasi