MASAK AIR
Sejak pandemi, Nay selalu diingatkan ibunya untuk cuci tangan. Bukan hanya itu, ia juga diminta untuk cuci buah dan benda-benda lain setelah digunakan orang lain. Meski baru berusia lima tahun, Nay sudah mau melakukannya dan paham bahaya virus yang sedang naik daun ini.
Sepulang dari rumah sepupunya, Nay langsung menuju wastafel di dekat dapur. Sesampainya di wastafel, ia melihat ibunya sedang masak air. Nay langsung mengambil dingklik untuk memudahkannya mencuci tangan dengan sabun.
Setelah selesai, Nay menghampiri ibunya di dekat kompor. Ia juga menanyakan apa yang sedang dimasaknya. Setelah dijawab, Nay masih bertanya, "Bu, kalau masak air, dicuci dulu nggak?" Ibu geregetan dengan pertanyaan anaknya itu sambil berteriak minta tolong kepada suaminya agar dibawa bermain di teras rumah.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Haha.... Mantul ide nya Pak. Semangat selalu. Barokallah
Terima kasih, Pak Muslih.
Hahaha...masyaallah polosnya
Habis masak air...biasanya mana pantunnya .Mantap pak Hadi. Salam literasi. Illustrasi selalu keren
Waduh, korban komedi TV nih, Pak Hariyanto. Terima kasih sudah berkunjung.
Hahaha waduh masak air harus dicuci dulu..pentigraf yang keren
Terima kasih, Bu Sofiawati.
Hajahaha
Hehehehe
Hajahaha
Hehehehe
Hahaha... Lutuna nay...
Renyah humorisnya.. sukses selalu Bapak
Amin. Terima kasih, Bu Dwi
Jadi gemes sama si Nay ..Keren pak pentigrafnya
Terima kasih, Bu Ida.
Hihi, mungkin maksudnya pancinya yang dicuci dulu Pak. Salam sukses, salam literasi!
Salam literasi. Terima kasih, Bu Inayatul.