Jemariku seketika melemah, draf yang sudah mati-matian ku desain sampai larut malam kini tiba- tiba lenyap tanpa belas. Cukup sangat miaterius untuk jilidan lumayan besar untuk diletakkan disebuah tempat.

Marah dengan diri sendiri, semua terasa percuma. Yang ada malah semua terasa semakin sesak dan menjengkelkan. Aku terus mengutuk waktu dan diriku. Waktu berjalan sampai kembali malam. Aku tersadar waktu penyesalan ku terbuang, padahal aku bisa menyelesaikan draf baru jika saja aku mulai mengerjakannya.

Kuhembuskan nafas dalam- dalam, dan berjanji tak akan membiarkan marah menguasai ku sehingga semua semakin layak untuk di tangisi.

Lapangnya hati ternyata muncul saat kita menyerahkan semua susah hanya sang pemberi masalah. Kembali mendekat dengan mengadukannya. Dan Alhamdilillah semua memang bisa dijalani dengan mudah.

#TANTANGAN GURUSIANA HARI KE 29