Tantangan Gurusiana Hari ke 85

Sarapan tadi pagi dilalui dengan menikmati lontong pecel dari warung Welia, sudah hampir satu bulan selama di rumah aja tidak menikmati masakan murid saya alumni angkatan kedua. Dengan rasa suka cita karena sudah bebas dari keterikatan isoma segala makanan yang kuimpikan satu persatu terkabul juga.

Makan siang sengaja aku pergi ke warung mbak Ida Jember yang terkenal dengan sambal mentahnya yang super duper pedasnya. Janji ketemuan dengan anak-anak satu kamar sewaktu masa karantina di asrama haji. Pukul satu aku dan gadisku menjemput Nitha dan Pinta untuk pergi makan siang sekaligus menghilangkan suntuk setelah dua minggu menjalani isoma dirumah dan dilanjutkan evakuasi selama empat hari.

Ternyata mereka berdua belum pernah makan disana, tapi sayang karena pemberlakuan PPKM kami tidak bisa makan ditempat. untuk dibungkus manalah sedap, akhirnya kami makan di dalam mobil dengan sajian seperti makan ditempat. Aku memilih menu ikan asin dengan sambal mentah lengkap lalapan daun ubi, kol dan daun pepaya. Begitu nikmatnya makan siang kami ditambah segelas teh obeng. nyam..nyam..nyam...

Karena makan siang sudah kesorean sehingga makan malam jadi tertunda. Takut kelaparan tengah malam akhirnya aku pesan nasi putih dengan telur dadar di warung depan perumahan karena aku teringat sore tadi memesan gulai cipuik, masakan kesukaanku. Dengan lahapnya aku nikmati makan malam sendirian anak gadisku diajak abangnya pergi bermalam minggu.